Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ArsipOpini

Akar Radikalisme dalam Islam

×

Akar Radikalisme dalam Islam

Share this article

(Catatan dari Diskusi JIMM Takalar, 8 Januari 2016)

Diskusi Dwi-Mingguan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) Takalar, MInggu 8 Januari 2017

Oleh: Syahrul Al-Faraby (Aktivis JIMM Takalar)

KHITTAH.co –  Secara Genealogis, akar radikalisme bermula pada saat terjadinya Tahkim/ Arbitrase antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib di perang Siffin. Muncullah golongan yang tidak puas dengan sikap Ali yang menerima Tahkim itu. Mereka itu adalah Kaum Khawarij.

Khawarij inilah yang pertama kali memakai istilah Takfir atau Kafir bagi mereka yang tidak sesuai keyakinan keagamaan mereka. Mereka berdalih “Lahukma Illa Allah.., tidak ada hukum selain hukum Allah”. Ali dan yang terlibat di Peristiwa Tahkim itu dianggap telah kafir dan darah mereka halal. Mereka lalu menyusun siasat sistematis untuk membunuh Ali yang dianggap telah rusak aqidahnya. Ali pun terbunuh oleh salah satu algojo utusan Khwarij; Ibnu Muljam.

Khwarij ini pulalah yang pertama kali membagi dua konsep kewilayahan/ geografis dengan terma Dar Al-Islam dan Dar Al-Kufr. Daerah islam adalah wilayah golongan mereka, sedangkan wilayah Kafir adalah wilayah di luar tempat tinggal mereka. Merekapun mengizinkan pembunuhan, teror, dan kekerasan atas dalih orang di luar kelompoknya adalah kafir.

Dr. Abundinnata juga mengemukakan hal serupa, akar radikalisme awal dalam islam dimotori oleh Kaum Khawarij. Mereka sangat literal dalam menafsirkan kitab suci, dan cenderung memakai kekerasan dalam menanamkan pahamnya.

Metamorfosis gerakan ini disandingkan kepada kelompok-kelompok yang rigid/ kaku dalam memahami teks, cenderung ekslusif, dan memaksakan paham keagamaannya.

Gerakan Wahabi di Hijaz, Ikhwanul Muslimun di Mesir, Jamaat Al-Islam di Pakistan, dan Majelis Mujahidin Indonesia bisa di golongkan dalam metamorfosis gerakan radikalisme khawarij di masa silam.

Menurut Dr. Abuddinnata, dalam buku “Peta Pemikiran Islam di Indonesia”, munculnya gerakan-gerakan radikalisme islam di Indonesia sangat terinspirasi oleh sosok seperti Muhammad bin Abdul Wahab, Hasan Al Banna, Sayid Qutb, dan Abu A’la Al-Maududi. Gerakan-gerakan tersebut menyerukan pentingnya umat islam untuk kembali ke fundamen atau asas agama, serta anti sekularisme yang mulai mencokol di Indonesia.

Secara Arkeologis Historis, awal munculnya gerakan ini diperkirakan awal tahun 70-an dengan munculnya buletin Al-Haq yang di komandoi oleh Dr. Zulfikar. Buletin-buletin itu banyak mengilhami gerkan-gerakan kemahasiswaan tahun 70-an. Dalam setiap kemunculan terbitan buletin itu, selalu ada istilah memerangi Taghut. Taghut  yang dimaksud disini adalah memerangi segala bentuk penyimpangan-penyimpangan keagamaan dengan cara jihad, demi tegaknya kalimat Tuhan di Indonesia.

Kesimpulannya, gerakan radikalisme muncul di Indonesia karena dua hal utama. Pertama, penafsiran yang literal terhadap Kitab Suci. Kedua, keprihatinan akan dampak sekularisme barat yang mulai menjalar di Indonesia.

(Diresumekan dari Ulasan Pemantik Diskusi, Hendrawansyah)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply