Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Dengan Kolaborasi, Abdullah Optimis di Periode Keduanya, Bisa Kerja PR Besar Muhammadiyah Selayar

×

Dengan Kolaborasi, Abdullah Optimis di Periode Keduanya, Bisa Kerja PR Besar Muhammadiyah Selayar

Share this article
Ketua PDM Selayar Abdullah (sumber foto: ikhwan)

KHITTAH.CO, Selayar– Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Selayar kembali mendapuk Abdullah sebagai ketua untuk periode 2022–2027.

Hal itu ditetapkan setelah 9 anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Selayar melakukan rapat pada Ahad, 21 Mei 2023 di Aula Rumah Jabatan Bupati.

Saat menyampaikan pidatonya, Abdullah menyampaikan ia bersyukur dan optimis dengan periode 2022–2027 ini.

Pasalnya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kepulauan Selayar yang berjumlah 9 orang, 55,56 % (5 orang) di antaranya adalah wajah lama.

“Mereka sudah sekitar lima tahun, telah terjalin silaturahim yang sangat kental,” ujar dia.

Ia melanjutkan, sisanya, yakni empat orang, sekira 44,44 % adalah wajah baru di PDM. “Namun, sesungguhnya, mereka adalah juga wajah lama dan kader terbaik di majelis/lembaga,” kata dia.

Abdullah menyebut, hal itulah yang menjadi modal kebersamaan yang cukup ampuh untuk menata PDM Kepulauan Selayar lima tahun ke depan.

Karena itu, Ia berharap kepada Allah Rabbul Alamin, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kepulauan Selayar selalu dalam keadaan sehat lahir batin dan diberi kekuatan.

Hal itu untuk selalu bersinergi dalam
menggerakkan roda Persyarikatan Muhammadiyah bersama majelis dan lembaga, pimpinan cabang, pimpinan ortom, pimpinan amal usaha, dan seluruh komponen yang ada dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

“Karena dengan modal tersebut, insya Allah, Muhammadiyah Kepulauan Selayar akan lebih kuat, lebih kreatif, lebih dinamis, lebih maju, lebih beradab, lebih beretika), lebih bermartabat dalam memotivasi pembangunan umat, khususnya umat Kepulauan Selayar yang berkemajuan,” harap dia.

Ia juga menekankan, majelis dan lembaga harus berfungsi sebagai mana
semestinya. Ia mengakui, selama kurun waktu tujuh tahun di periode pertamanya, majelis dan lembaga terkesan tidak berfungsi secara maksimal.

Demikian pula organisasi otonom. Ia menegaskan, semua ortom dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai organisasi kader yang mempersiapkan kader- kader Pimpinan Persyarikatan di masa yang akan datang.

Berkaitan dengan amal usaha pendidikan, dirinya mengajak seluruh unsur, terlebih kepada anggota PDM Selayar periode ini agar sekolah-sekolah dikelola dengan baik dan
profesional.

“Tenaga pengajar dan tata usaha yang direkrut diutamakan dari kader
Muhammadiyah, tentunya yang memenuhi syarat,” kata dia.

Abdullah juga menargetkan, periode ini, pembinaan masjid Muhammadiyah dan kelompok-kelompok pengajian mendapatkan perhatian khusus dalam penyediaan dan pembinaan mubalig.

“Penanganan terhadap upaya memakmurkan masjid, seperti pengajian antara Magrib-Isya, kuliah subuh,dan kultum lainnya perlu ditingkatkan,” kata Abdullah tegas.

Selain itu, ia menyebut Muhammadiyah Selayar perlu mengaktifkan kembali Korps Mubalig Muhammadiyah. Dakwah komunitas juga perlu mendapat perhatian khusus.

Khusus untuk dakwah, ia meyakini, PDM periode baru perlu mengetahui permasalahan dan strategi dakwah di Kepulauan Selayar.

Ia menyebut, tidak tersedianya peta dakwah yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan strategi dakwah dan kurangnya perhatian masyarakat terhadap dakwah bil lisan masih jadi PR besar.

“Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi subjek dakwah juga masih jadi masalah. Masih ada juga mubalig Muhammadiyah yang belum memahami secara utuh prinsip-prinsip dasar ideologi Muhammadiyah,” ungkap Abdullah.

Ia mengingatkan, semakin kompleksnya permasalahan kehidupan manusia menyebabkan semakin terfragmentasinya masyarakat ke dalam berbagai komunitas yang masing-masing memerlukan perlakuan dan pendekatan khusus.

Terakhir, masalah dakwah di Selayar menurut Abdullah, masih terbatasnya pemanfaatan media komunikasi dan informasi modern.

Atas masalah-masalah yang ia identifikasi, Abdullah menyampaikan sejumlah strategi penanganan. Ia menekankan Muhammadiyah Selayar harus membuat peta dakwah yang didahului workshop pembuatan peta dakwah daerah dan cabang.

Untuk dakwah bil lisan, kemasannya harus sebaik-baik mungkin sehingga menarik dan diminati pendengar.

Ia juga mengatakan, Muhamamdiyah harus turut memotivasi umat Islam untuk terus-menerus menuntut ilmu melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal dan informal.

“Kita juga mesti melaksanakan baitul arqam khusus bidang ideologi bagi mubalig-mubaligatMuhammadiyah, serta memotivasi para mubalig-mubaligat untuk memanfaatkan media cetak dan elektronik sebagai sarana dakwah,” kata dia.

Muhammadiyah juga sudah seharusnya mendorong umat Islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemanfaatan media cetak danelektroniknya.

“Sudah saatnya juga para mubalig-mubaligat, dimotivasi atau memotivasi diri sendiri, agar memahami dan mengimplementasikan metode, model, dan pendekatan dakwah khusus yang berbasis komunitas,” ujar dia.

Terkait pendidikan, Abdullah megatakan pihaknya harus bekerja total untuk menghidupkan dan mengaktifkan kembali kursus tablig di tingkat SLTP/SLTA. Demikian pula dengan kebijakan mewajibkan siswa SLTP/SLTA Muhammadiyah untuk mengikuti pengkaderan Taruna Melati.

“Yang tidak kalah penting, kita mesti mengadakan pembinaan ideologi Muhammadiyah bagi pendidik dan tenaga kependidikan di Perguruan Muhammadiyah,” tegas Abdullah.

“Semoga kepemimpinan lima tahun mendatang, akan melahirkan kebersamaan, keterbukaan, ketulusan, keharmonisan, sehingga kalau terasa berat akan sama dipikul dakalau terasa ringan akan sama dijinjing,” ungkap dia.

Sebagaimana khasnya, alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNM itu juga sempat menyampaikan pantunnya.

“Jalan-jalan ke Paris (Pariangan Selatan) Jangan lupa membawa kendaraan.

Sungguh sangat indah kebersamaan

Bila dipererat dengan tali persaudaraan,” tutup Abdullah.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply