KHITTAH.co, Selayar- Akhirnya, Rektor pertama Institut Sains dan Bisnis Muhammadiyah (ITSBM) Selayar, Prof Dr Akbar Silo resmi dilantik, Selasa, 12 Juli 2022, di Aula Perguruan Muhammadiyah Benteng, Selayar.
Saat menyampaikan pidatonya, Prof Akbar Silo sempat terisak. Ia sempat terdiam sejenak, menahan tangisnya ketika menyebut nama Muh Ihsan Maro yang juga dilantik sebagai Wakil Rektor ITSBM Selayar.
“Pada hari ini, para pendiri yang terus bertekad dan tiada hentinya dengan doa tulus kita semua, perjuangan melelahkan, sehingga pada akhirnya, kita semua berhasil menghadirkan ITSBM,” ungkap Prof Akbar sambil menahan tangisnya.
Ia juga menyebut, terbitnya keputusan Mendikbudristek Nomor 108 Tahun 2022 tidak lepas dari fasilitasi dan semangat, mulai dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Selayar, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM).
“Pihak-pijhak tersebut, secara hierarkis, memberikan rekomendasi yang kita butuhkan, memberikan segalanya sehingga semua urusan dapat berjalan lancar,” kata Prof Akbar.
Prof Akbar menekankan, berdirinya kampus ini juga menunjukkan fakta bahwa Muhammadiyah tidak akan berhenti dan akan terus maju tahap demi tahap sesuai rancangannya.
Untuk itu, Ia mengajak seluruh komponen untuk menorehkan tinta emas sejarah Selayar yang telah berdiri selama 416 tahun, sehingga hari ini, akhirnya Tana Doang memiliki perguruan tinggi yang pertama.
Ia juga menegaskan, pihaknya bertekad untuk mewujudkan Kepulauan Selayar yang berkemajuan melalui catur dharma perguruan tinggi khas Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Prof Akbar juga menyampaikan perintah pertama Rektor ITSBM kepada seluruh pejabat lingkup ITSBM yang baru saja dilantik.
Perintah pertama tersebut terdiri atas sembilan poin, yakni:
- Konsolidasi internal
- Kembangkan kapasitas SDM internal, mulai tenaga pendidik sampai tenaga kependidikan
- Implementasikan standar kebijakan, standar proses, standar operasional, penyelenggaraan mutu catur dharma ITSBM dalam melahirkan karya-karya inovatif
- Optimalisasikan raihan kesempatan memperoleh revenue generating yang bersumber dari PNBP masyarakat atau pihak lain yang tidak mengikat, dengan memacu capaian tawaran kompetitif dari kriteria bisnis, utamanya terkait riset-risewt danb pengabdian masyarakat.
- Kembangkan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk kerja sama bina karya ilmiah terpublikasikan, baik jurnal-jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional tereputasi.
- Kembangkan jaringan desa binaan sebagai laboratorium lapangan dari ITSBM sekaligus ada take and give antara kebutuhan masyarakat Selayar dan hal yang bisa kita layani.
- Kembangkan ikhtiar institusi untuk pembangunan pengembangan kampus baru yang ada di seputaran Kalepadang.
- Layani civitas akademika dengan senyuman serta konsisten pada budaya akademik degan prinsip kejujuran dan independen yang merupakan cirikhas dunia akademik.
- Kerja keras dengan prinsip “apa lagi, apa lagi” yang merupakan ciri optimis, kreatif, progresif. Jangan menggunakan prinsip “itu lagi, itu lagi” yang merupakan ciri rutinitas-pesimis,
“Kita jangan berprinsip ‘apa yang terjadi, terjadilah’, ‘apa yang lalu, begitu saja’. Tidak! Kalau begini, kita tidak bisa berkembang. Kita harus membuka wawasan,” tegas Prof Akbar.
Ia juga meminta seluruh komponen ITSBM Selayar untuk memastikan bahwa tinta yang ditorehkan adalah memang tinta emas, bukan tinta biru, apalagi hitam.
“Tinta yang kita torehkan harus benar-benar tinta emas dalam arti sebenarnya maupun kiasan. Kita harus mengemban amanat catur dharma. Ini adalah realitas yang harus kita tunjukkan kepada semua pihak bahwa kita juga bisa, bukan hanya di sana,” tegas Prof Akbar.
Dalam pidatonya, Prof Akbar juga melaporkan, pembukaan pendaftaran calon mahasiswa baru ITSBM gelombang pertama cukup menggembirakan.
Ia melaporkan, calon mahasiwa baru yang berhasil lolos seleksi mencapai 141 orang. “Ini tahap pertama, dari 152 yang mendaftar dan lebih dari 200 orang yang mengambil formulir. Kami akan membuka tahp kedua dan insya Allah akan berakhir pada Agustus 2022,” tutup Prof Akbar.