KHITTAH.CO, MAKASSAR – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sulawesi Selatan (IMM Sulsel) bakal melaksanakan Musyawarah Daerah (Musyda) di Maros. Rencananya, agenda evaluasi dan pergantian pimpinan itu akan berlangsung pada 14 Desember 2024.
Hal itu sesuai dengan penyampaian Ketua DPD IMM Sulsel, Ilmiawan saat menemui Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel di Pusdam, Rabu, 6 November 2024. Ia mengawali penyampaiannya dengan melaporkan sejumlah Pimpinan Cabang yang mengajukan kesiapan sebagai tuan rumah Musyda.
“Sejak kami membuka kesempatan kepada teman-teman Pimpinan Cabang untuk menjadi tuan rumah. Awalnya ada tiga yang menawarkan diri, Luwu Timur, Bulukumba dan Maros,” ujar Ilmiawan.
Setelah itu, DPD IMM Sulsel mengajukan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh PC jika hendak menjadi tuan rumah. Namun, tak ada satu pun yang memenuhi syarat hingga ambang batas waktu yang telah ditentukan.
“Setelah itu kami mengajukan sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi, hingga tiba masa tenggat, belum ada hasil. Setelah itu kami melakukan perpanjangan dan penambahan waktu, lalu mengerucut lah Maros sebagai tuan rumah yang paling siap dibanding dua lainnya,” papar dia.
Sementara itu, Ilmiawan menjelaskan jumlah kader IMM se-Sulsel yang akan hadir di acara itu mencapai ribuan orang. Sehingga, jumlah dana yang dibutuhkan juga terbilang besar.
“Seperti biasanya, Musyda kita ini akan dihadiri oleh peserta penuh yang tak kurang dari 450 kader. Sementara peserta penggembira bisa 1000 hingga 2000 kader,” ucap Ilmiawan.
“Salah satu alasan juga kenapa Maros menguat sebagai calon tuan rumah adalah lokasinya yang accessible untuk semua kader, termasuk biaya perjalanan juga. Kita sudah menghitung-hitung jumlah anggaran yang kita butuhkan untuk agenda ini berkisar 150 juta,” imbuh dia.
Ambo Asse Ingatkan Kader Rajin Berinfak
Menanggapi laporan Ilmiawan, Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse mempersilahkan DPD IMM melaksanakan Musyda sesuai dengan kesepakatan internal, termasuk jadwal dan lokasi.
Ia lalu merespons jumlah anggaran yang akan digunakan selama berkegiatan. Menurutnya, kader IMM seharusnya tak sungkan membayar sumbangan wajib organisasi (swo) dan sumbangan wajib perorangan (swp).
“Jadi 150 juta itu bukan anggaran yang kecil, jadi kalau ada yang mengutarakan pendapat soal swo dan swp, sampaikan saja bilang di IMM kita diajari berinfak, di Muhammadiyah kita diajari berinfak. Karena infak yang mereka masukkan itu kan dipakai untuk keperluan organisasi juga, demi kemajuan IMM,” ujar Ambo.