KHITTAH.CO, MAROS – Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggandeng 10 lembaga dalam melakukan penanaman mangrove di wilayah pesisir Maros, tepatnya Dusun Binanga Sangkara, Kecamatan Bontoa, Ahad, 10 November 2024. Kegiatan penghijauan itu adalah salah satu program pilar Lazismu Sulsel, yakni ‘Sayangi Lautmu’.
Kegiatan itu mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat, khususnya para pegiat lingkungan dan wilayah pesisir laut bernama Alif Mutalib.
“Kami sangat senang kalau ada yang berkegiatan di kampung kami. Karena pasti kalau organisasi yang berkegiatan, akan memberikan manfaat yang banyak. Katak di sini penanaman pohon mangrove, kita tahu bersama banyak sekali manfaatnya. Selain udara segar bisa kita dapat, banyak juga hewan bisa hidup di sini,” tutur Alif dengan dialek lokalnya.
Selama kegiatan berlangsung, Alif turut memandu jalannya proses penanaman. Karena telah lama di sana, Alif memiliki segudang pengalaman soal cara penanaman mangrove yang tepat di wilayah pesisir itu.
Sementara itu, Ketua Badan Lazismu Sulsel, Mahmuddin menyebut penghijauan yang mereka lakukan adalah langkah penting dalam menjaga ekosistem laut, khususnya wilayah pesisir. Selain itu, kata Mahmuddin, penambahan jumlah pohon, termasuk mangrove juga membantu mengurangi emisi karbon.
“Program ini kami lakukan untuk melestarikan lingkungan, termasuk pemeliharaan biota laut. Terima kasih kepada semua yang telah mendukung aksi kita hari ini, semoga udara bersih dari Maros menyebar ke seluruh penjuru bumi,” ujar Mahmuddin.
Sebagaimana diketahui, manfaat lain penanaman mangrove di wilayah pesisir juga mencegah abrasi. Ia juga merasa senang menanam di sana lantaran keindahan alamnya yang memesona.
Di tempat yang sama, Inisiator sekaligus penggerak acara, Hunain mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam penanaman itu, khususnya Mahasiswa Magang UIN Alauddin Makassar. Menurut dia, meski menanam dianggap sederhana oleh sebagian orang, namun ia yakin hal itu menjadi modal besar untuk generasi mendatang.
“Kadang saya berpikir, apa yang hendak kita wariskan kepada generasi mendatang selain bumi yang lestari. Karena itu, tentu ini bukan kegiatan terakhir kami, kita telah membuat roadmap agar program ini berkelanjutan,” ujar Hunain.
Adapun 10 lembaga yang terlibat ialah Lazismu Maros, Serikat Hijau Indonesia Sulawesi Selatan, DPD IMM Sulawesi Selatan, PW IPM Sulawesi Selatan, KNPI Maros, PD IPM Maros, Karang Taruna Ampekale, Makkawaru, Penulis Adventure, dan HPPMI Maros. (Rls)