KHITTAH.co- Indonesia dijajah Jepang sejak 1942 hingga 1945. Kedatangannya semula diduga akan menjadi juru selamat. Ini karena Jepang dianggap sesama Asia. Belum lagi propaganda 3A Jepang yang menggiurkan.
Pada 1943, Jepang mendirikan kelompok militer bernama Pembela Tanah Air (PETA). Inilah yang paling nyata menjadi embrio lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
TKR dan Tentara Republik Indonesia (TRI) inilah yang menjadi cikal-bakal lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Meski disebut-sebut didirikan oleh Jepang, tapi tidak dapat ditampik bahwa inisiator PETA adalah seorang bumi putera bernama Raden Gatot Mangkupraja.
Pendirian PETA yang diinisiasi oleh Gatot Mangkupraja ini diiyakan oleh Jepang karena Jepang membutuhkan bantuan balatentara untuk peperangan Asia Timur Raya.
PETA menarik perhatian banyak bumi putera. Bahkan dikabarkan, berdasarkan rilis Museum Penerangan Kemenkominfo RI, anggota PETA pernah mencapai jumlah 38 ribu orang yang terbagi dalam 69 batalyon.
Hebatnya, jumlah tersebut empat kali lebih banyak dari kekuatan tempur milik Jepang di Asia Timur sana. PETA inilah yang kemudian melakukan sejumlah perlawanan terhadap Jepang, seperti yang terjadi di Blitar yang dikomandoi oleh Supriyadi.
Siapa Gatot Mangkupraja?
Jika kita berziarah ke makam R. Gatot Mangkoepraja di Bandung, akan kita temui di batu nisannya bertuliskan “Perintis Kemerdekaan RI, Bapak Tentara Sukarela Pembela Tanah Air”.
Gatotlah pendiri PETA. Ia merupakan putera dari dokter pertama Sumedang, dr. Saleh Mangkoepraja. Gatot diketahui lahir di Sumedang, 15 Desember 1898.
Kisah terkait inisiasi Gatot untuk mendirikan PETA sungguh menggetarkan. Bagaimana tidak, Gatot mengirim surat permohonan pendirian PETA kepada Jepang dengan membubuhkan cap darah. Surat tersebut dikirim Gatot pada 7 Septermber 1943.
Bubuhan cap darah tersebut untuk menunjukkan keseriusan Gatot untuk mendirikan tentara rakyat tersebut. Akhirnya, ulama dan rakyat pun mendukung inisiasi Gatot.
Jepang pun mengamini inisiasi R. Gatot Mangkoepraja. Secara, Jepang memang membutuhkan bala tentara tambahan Perang Asia dan juga menjaga Indonesia untuk antisipasi sekutu datang ke tanah ini.
Akhirnya, berdasarkan Osamu Seirei Nomor 44, Saiko Shikikan Letnan Jendral Kumashiki Harada memutuskan pembentukan pasukan sukarela untuk membela Tanah Jawa. Hal ini terjadi pada 3 Oktober 1943.
Sejak awal perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, Gatot sudah dikenal sebagai anggota Perhimpunan Indonesia (PI). PI dikenal sebagai salah satu perintis organisasi bumi putera yang menggelorakan persatuan untuk perlawanan terhadap penjajahan.
Gatot juga merupakan angkatan pertama Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Bung Karno pada 1927. Bahkan karena PNI inilah, Gatot sempat dipenjarakan bersama Soekarno dan petinggi PNI lainnya. Meski belakangan, Gatot diketahui keluar dari PNI dan berseberangan dengan Soekarno.
Gatot merupakan tokoh Muhammadiyah yang juga pernah berhimpun di Laskar Hizbullah. Laskar ini merupakan tempat berkumpulnya pemuda muslim, santri, ulama, dan kiai yang bergerilya melawan penjajahan Belanda yang datang kembali setelah Indonesia merdeka.
Gatot Mangkupraja ditetapkan jadi Pahlawan Indonesia pada 2004.