KHITTAH.CO, MAKASSAR — Selain empang pendidikan di Labakkang Kabupaten Pangkep, salah satu unit usaha milik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar lainnya yang telah berproduksi, yaitu pengembangan bibit jagung di Bolangi dan pengolahan jagung di Doja Limbung.
Rektor Unismuh Dr Rahman Rahim bahwa sudah beberapa hari terakhir, Unismuh mulai menjual jagung ke sejumlah pabrikan pakan ternak yang ada di Makassar. Penanggungjawab pabrik jagung Unismuh Makassar diserahkan kepada Dr Idham Halid.
Abdul Rahman Rahim dan Ketua BPH Unismuh Dr Ir HM Syaiful Saleh dan rombonganpun melakukan kunjungan kelokasi pabrik jagung Unismuh di Doja Limbung Gowa, Kamis, 11, Januari 2018.
Rektor Rahman Rahim sangat optimis, unit usaha pengolahan jagung Unismuh di Doja, Limbung Gowa menjanjikan hasilnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kampus.
“Kehadirian pabrik jagung Unismuh di Gowa ini diharapkan untuk pemberdayaan masyarakat dengan jalan membeli jagungmasyarakat sesuai standar pembelian yang ditetapkan pemerintah,” kata Rektor Rahman Rahim Jumat, 12 Januari 2018 malam.
Pabrik tersebut, lanjut Rahman Rahim, dikelola oleh PT Surya Pangan Indonesia yang kepemilikannya 55% adalah saham Unismuh dan 45 persen lainnya saham dosen dan karyawan.
“Bisnis jagung ini sangat menjanjikan, karena musimnya tidak pernah putus-putus dan berlangsung sepanjang tahun. Karenanya tidak salah jika dosen berinvesasi di usaha ini,” tambah Rahman.
Pabrik jagung Unismuh berpasitas 150 ton per hari. Artinya pabrik tersebut bisa menghasilkan jagung 450 ton per bulan. Estimasi keuntungan Unismuh Rp 200 per kg.
Dengan demikian Unismuh sudah bisa menadapatkan pendapatan sekitar Rp 900 juta per bulan dan dalam setahun bisa mendapatkan hasil keuntungan sekitar Rp10,8 miliar.
Tak lupa sebelum meninggalkan pabrik, Rahman berpesan kepada pengelola untuk tetap menjaga kualitas produksi, termasuk kadar air jagung. Karena kadar air jagungkata Rahman sangat mempengaruhi kualitas produksi.
Dan berdasarkan informasi bagian pembelian, rata-rata kadar air jagung yang dibeli dari masyarakat antara 35-30 persen.(Rls)