Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Relevankah Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi?

×

Relevankah Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi?

Share this article

Oleh: Nur Madhinatul Ilmi

Seperti yang kita  ketahui kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada bulan Maret 2020 dan pertama kali ditemukan di Wuhan pada bulan Desember 2019, sehingga sejak saat itu pandemi cepat menyebar hingga ke seluruh Indonesia. Virus ini yang menjadi pandemi berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia.

Masyarakat dihimbau agar peka dan responsif terhadap resiko dari penyebaran Covid-19, terkhusus pada kegiatan bidang ekonomi, transportasi maupun pada dunia pendidikan itu sendiri. Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menangani pandemi ini ialah mengeluarkan surat edaran kebijakan social distancing agar memutus rantai penyebaran Covid-19 ini yang akan menimbulkan massa.

Surat edaran ini, dinilai banyak kegitan-kegiatan yang terhambat, khususnya di dunia pendidikan seperti yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Teknologi dan Riset yang menginstruksikan agar menyelanggarakan pembelajaran jarak jauh. Selain itu aparatur negara yang memiliki kuasa dalam meminimalisasi dampak yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 seperti mengontrol harga jual masker dan pembersih tangan, memerintahkan agar warga yang baru pulang dari luar negri segera melakukan pemeriksaan, dan lain lain.

Pembelajaran daring dimulai sejak bulan Maret 2020 lalu. Adapun mahasiswa mau tidak mau harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh kampus yang mana mata kuliah mereka akan melaksanakan pembelajaran daring seperti pemberian tugas,penyediaan materi dan lain sebagainya. Teknik pembelajaran ini sepenuhnya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing dosen mata kuliah.

Platform yang mereka gunakan antara lain Goggle Clasroom, Zoom, Google Meet, Blogger maupun WhatsApp Group. Pelaksanaan pembelajaran daring adalah salah satu model yang dilakukan pada masa pandemi, karena dalam prinsip kebijkan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik. Di tengah pandemi ini dalam menggunakan pembelajaran daring tentu memberikan dampak bagi kita yang menjalankannya, salah satu dampak positifnya ialah dosen dan mahasiwa menjadi lebih mampu dalam menggunakan aplikasi pembelajaran, pelaksaaan pembelajarannya juga menjadi fleksibel sebab dapat dilaksakan di mana saja.

Selain iru pembelajaran daring juga memmiliki dampak negatif seperti  adanya ketidak efektifan dalam melaksanakan pembelajaran daring semisal, jarigan kurang mendukung terutama daerah daerah pelosok yang susah jangkauan dan memerlukan teknologi yang baik serta mahasiswa kurang paham akan penjelasan yang diberikan oleh dosen.

Adanya pembelajaran daring ini membuat mahasiswa dilema akan pembelajaran daring itu sendiri, namun tidak bisa dimungkiri mahasiswa harus menjalankannya. Akan tetapi relevankah pembelajaran daring ini diperguruan tinggi? Karena seperti yang kita lihat banyak mahasiswa yang pro dan kontra terhadap proses pembelajaran virtual ini.

Mahasiswa yang pro mungkin bisa saja menerima dengan seksama hasil keputusan yang sudah ditetapkan. Akan tetapi mahasiswa kontra justru merasa bahwa pembelajaran daring ini kurang memadai di era sekarang diakibatkan kurangnya intraksi fisik antara dosen dan mahasiswa, karena dalam pembelajaran online mahasiswa hanya diberikan tugas melalui via clasroom dan melaksanakan pembelajaran virtual via zoom.

Adalah Ahdar menegaskan “Dalam hal ini mahasiswa hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak mahasiswa yang megeluh dan tidak bersemangat dalam menjalankan pembelajaran daring ini. Tidak bisa diMungkiri juga bahwasanya banyak mahasiswa yang memutuskan kuliahnya karena faktor ekonomi dan finansialnya.

Banyaknya mahasiswa yang terlena akan hal ini mengakibatkan mereka memutuskan untuk menikah di usia muda tanpa memikirkan apa konsekuensi dari hal ini. Akibat dari kurangnya intraksi antara dosen dan mahasiswa, otOmatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan.

Seiring berjalannya waktu setelah dampak dari virus Corona ini mulai meredam mucullah isu tentang kuliah tatap muka di perguruan tinggi. Akan tetapi hal itu hanya sekadar wacana semata, mengapa hal itu bisa terjadi? Kita semua tidak tahu sekirannya rekayasa apa dilakukan oleh perguruan tinggi saat ini. muncul lah kedilemaan mahasiswa yang menimbulkan pro dan kontra itu terjadi

Adapun solusi  yang harus dilakukan dari pihak kampus untuk mahasiswa ialah ketika dosen memberikan bahan, sebaiknya disertakan juga penjelasan lebih detail mengenai bahan tersebut. Dengan begitu mahasiswa akan lebih mudah mengerti bahan karena dapat menmutar ulang penjelasan yang diberikan oleh dosen. Selain itu, dosen juga memberikan toleransi waktu agar semua mahasiswa dapat mengakses tugas yang diberikan. Berdasarkan masalah dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa selama pembelajaran daring juga berhubungan dengan tingkat literasi digital yang redupilikasi  oleh masing-masing oleh mahasiswa.

 

* Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply