KHITTAH.CO, MAKASSAR– Bagi para alumni perguruan tinggi, perlu ada bahasa kedua selain bahasa Indonesia. Bahasa kedua itu bisa bahasa Inggeris, Jerman, Prancis, Arab, Mandarin.
Bahasa kedua itu harus tuntas dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu bahasa yang dipelajari harus memiliki legalitas.
Demikian penjelasan Ketua LLDIKTI IX Sulawesi, Prof Dr Jasruddin M.Si, saat bersilaturrahim dengan Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah, di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis 3 September 2020.
Saat bersilaturrahim, Prof Jasruddin bersama rombongan, Munawir Sadzali Razak, S.Ip., MA (Kabag Kelembagaan dan Sistem Informasi LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo).
Ketua APTISI Wilayah IX-A, Prof Dr.Maruf Hafidz, SH, MH, Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr
H.Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Bosowa, Prof Dr.Saleh Pallu, M.Eng, Rektor UKIP Makassar, Dr.Agus Salim, SH, MH serta dari Briton English Education dan Office Internasional LLDIKTI IX.
Kesempatan itu Prof Jasruddin melaporkan kalau di beberapa perguruan tinggi swasta akan mencoba aplikasi pembelajaran bahasa Inggeris online dari salah satu lembaga yakni, Briton English Education kerjasama Cambridge Assessment English, selama dua semester dengan tarif relatif sangat murah.
Di era kekinian tegas Prof Jasruddin, agar mampu survive maka harus menguasai teknologi informasi, penguasaan bahasa serta memiliki jiwa wirausaha.
Sejumlah perguruan tinggi telah membuka prodi sesuai dengan tuntutan zaman, ada prodi ekonomi digital, bisnis digital, industri digital dan masih banyak lagi lainya.
Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah kesempatan itu merespon positif kunjungan silaturrahim Kepala LLDIKTI IX, Ketua APTISI dan pimpinan PTS.
Malah Prof Nurdin Abdullah meminta perguruan tinggi, pemerintah dan pengusaha berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sulsel.
Pemerintah Provinsi Sulsel siap mendukung peningkatan kualitas SDM dengan melibatkan perguruan tinggi yang ada di daerah ini.
Pada silaturrahim ini juga ada tawaran dari Gubernur Sulsel ada lahan di Seko Luwu Utara seluas 75 Ha yang bisa difungsikan jadi lahan praktek mahasiswa.
Prof Nurdin meminta perguruan tinggi tidak menciptakan pengangguran. Pengalaman di Jepang tanggungjawab perguruan tinggi sampai para mahasiswa mendapatkan lapangan kerja. (Yahya).