KHITTAH.CO, MAKASSAR — Orang tua dan guru perlu membumikan pendidikan integritas berbasis kejujuran di tingkat keluarga maupun di sekolah. Dari tingkat PAUD hingga mahasiswa perlu dibudayakan pendidikan anti korupsi.
Demikian mengemuka dalam “dialog gini gitu” pemuda dan politik begini karena korupsi begitu di Cafe Black Sea, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 1 Maret 2018.
Kegiatan diselenggarakan Forum Kreativitas Pemuda (FKP) Sulawesi Selatan.
Menjadi pemateri Ketua KNPI Sulawesi Selatan Imran Eka Saputra, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Yusran Sofyan,dan Mantan Ketua KPK 2011-2015 Abraham Samad.
Mantan Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, perlu dibudayakan fase pendidikan integritas dalam keluarga dalam rangka menciptakan calon pemimpin masa depan yang tidak korup.
Abraham Samad mengatakan, KPK menjadi role model karena ada kode etik yang mengatur pegawai KPK. Harus ada budaya organisasi. KPK masih bisa diharapkan karena masih independen.
Landasan hidup adalah amanah. Pekerjaan adalah ladang ibadah, maka selesaikan dengan baik. Dengan demikian, tidak akan korup. Mulai kejujuran dari dalam diri sendiri. Pemimpin sejati adalah yang menggunakan hati bukan menggunakan tangan dan kekuasaannya.
Menurut Abraham, nasionalisme kita hilang karena kehilangan identitas (identity). Padahal, di Jepang, kantor pelayanan publik menggunakan Bahasa Jepang, bukan Bahasa Inggris.
Menurutnya, nasionalisme adalah identitas kebangsaan, anti korupsi, dan keadilan sosial. Saat ini, terjadi ketimpangan dimana 1 persen orang menguasai 49 persen Kekayaan Indonesia.
Hukuman bagi koruptor: harakiri di Jepang, hukuman gantung di Cina, atau potong tangan di Arab,
Hukuman seumur hidup. 1 petani hanya kuasai 1 hektar.
Kapitalisme crowded. Kedekatan dengan pengusaha (bribery). Keluarkan izin konsesi perkebunan. Saat jelang pilkada, banyak izin baru keluar.
Guru harus berikan teladan. Disiplin adalah integritas. Orang tua bisa buta huruf, tapi orang tua bisa berikan nilai-nilai moral yang kuat.
Ketua KNPI Sulsel Imran Eka Saputra mengatakan, korupsi tidak melihat umur. Butuh proses pendidikan anti korupsi di internal keluarga: pembinaan karakter dan akhlakul karimah. Perlu character nation: ideologi arah gerak bangsa. Sistem nilai bangsa harus diimplementasikan dalam ruang sosial.
Membumikan nilai agama sebagai substansi. Anak muda harus jaga idealismenya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel Yusran Sofyan mengatakan, politik harus memiliki aspek moralitas dan integritas. Selain itu, harus menyentuh aspek kemanusiaan. Politik adalah identitas atau idealisme. Selain itu, politik harus punya teladan. Meski politik tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan.
Pendidikan politik harus menyampaikan tujuan bernegara sebagai ujung tombak perjuangan. Kapitalisme dan liberisme sudah menyentuh tatanan bernegara di tingkat bawah. Kita melakukan pendidikan karakter dan kemandirian sejak dini. Kalau mandkri kita tidak diintervensi. Kita tidak tergantung pada orang tua. Bagaimana mereduksi sistem perpolitikan yang money politic. Kita perbaiki partai politik.(*)