Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Jejak Langkah Khadijah Muhiddin, Kader Teladan Aisyiyah

×

Jejak Langkah Khadijah Muhiddin, Kader Teladan Aisyiyah

Share this article

KHITTAH.CO, OPINI – Khadijah Muhiddin Daeng Kebo adalah salah satu tokoh perempuan muda di kampung halaman saya. Saya mengenal beliau sejak kecil. Mama saya selalu menyuruh saya pergi ke rumah beliau untuk menanyakan jadwal pengajian bulanan ibu-ibu ‘Aisyiyah. Kebetulan jarak rumah saya dengan rumah beliau tidak terlalu jauh. Cukup dengan berjalan kaki.

Selain itu, setiap menjelang Idulfitri, saya datang ke rumahnya membawa zakat fitrah keluarga. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pallangga memberi amanah kepada beliau untuk menampung dan menyalurkan zakat fitrah. Di rumah beliaulah zakat fitrah dikumpulkan untuk disalurkan kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu. Saat itu belum ada Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu).

Beliau bersama kakaknya, Hj. Sitti Aminah Muhiddin Daeng Pati memang aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Ia dan kakaknya menjadi motor penggerak pengajian ‘Aisyiyah di Kecamatan Pallangga.

Jika ada anggota pengajian tidak hadir, sesudah pengajian, beliau mendatangi rumah anggota tersebut untuk menanyakan kabar. Nah, dari sini saya mulai akrab dengan beliau karena rumah saya sering didatanginya. Sejak itu saya menganggap beliau sudah seperti keluarga sendiri.

Hubungan emosional saya dengan beliau semakin erat sejak saya mengikuti Training Center Taruna Melati I (TCTM I) Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM). Ia dan sahabatnya bernama Daeng Singara selalu hadir di lokasi tempat saya dikader.

Rupanya beliau alumni IRM. Waktu itu saya belum tahu hubungan antara ‘Aisyiyah dan IRM. Setahu saya ‘Aisyiyah ini kelompok majelis taklim. Ternyata bukan.

Daeng Kebo, begitu saya memanggilnya. Beliau sering membantu menyediakan konsumsi di setiap kegiatan yang kami laksanakan. Saat kami mengadakan TCTM I, beliau mendata dan menghubungi ibu-ibu ‘Aisyiyah agar dapat membantu terlaksananya kegiatan tersebut. Pengajian pimpinan hingga hajatan musyawarah, ia selalu ada. Beliau senior teladan di cabang kami. Sungguh beliau sangat amat baik bagi kami.

Selain aktif di Muhammadiyah, Daeng Kebo juga aktif di beberapa organisasi sosial lainnya. Ia juga pernah aktif di Partai Amanat Nasional (PAN). Partai yang didirikan dan dibesarkan oleh kader Muhammadiyah. Seingat saya, beliau pernah diamanahi menjadi Ketua Bapilu DPD PAN Gowa.

Sejak beliau menikah, saya sudah jarang berjumpa dengannya. Ia menikah dengan Ustaz Arsyad Nyero, salah satu pembina di Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Selatan. Terakhir kali saya bersua dengan beliau di kegiatan pengajian ‘Aisyiyah Cabang Pallangga. Sejak saya kecil hingga sekarang, beliau terus mengawal pengajian ibu-ibu ‘Aisyiyah Pallangga. Sungguh mulia Daeng Kebo ini.

Ada satu momen kebersamaan saya dengan beliau yang sulit untuk dilupakan. Saat itu saya bersama beliau berangkat menghadiri kegiatan Musyawarah Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan di Enrekang. Beliau kaget melihat saya ikut dalam rombongan kakak-kakak Nasyiah. Ia tertawa lepas. Di situlah saya digelari Nasyiawan. Di dalam bus saya menjadi laki-laki tertampan kedua. Kalah sedikit dari Pak Sopir.

Daeng Kebo dan saudara-saudaranya memang lahir dan dibesarkan dari keluarga Muhammadiyah di Gowa. Bapaknya, Muhiddin adalah tokoh agama yang sangat disegani di Pallangga. Ia aktif menyampaikan dakwah amar makruf nahi mungkar.

Bapak beliau juga pernah menjadi kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Pallangga. Di antara saudara-saudara beliau yang aktif di Muhammadiyah adalah Hj. Sitti Aminah Muhiddin Daeng Pati. Haji Pati adalah pensiunan guru. Ia pernah mengabdi membina siswa-siwa SMP ‘Aisyiyah Sungguminasa. Selain itu, Haji Pati juga menjadi pengurus ‘Aisyiyah Gowa hingga saat ini.

Saudara lainnya, almarhum Muhadjir Muhiddin pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Syaharuddin Muhiddin, sekretaris Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa di bawah kepemimpinan H. Nashir Wahab Daeng Nassa. Mukhtar Muhiddin alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pallangga.

Mendengar kabar kepergian Daeng Kebo menghadap Tuhannya,, saya betul-betul syok. Takkuasa mendengar kematian beliau.

Kini, Daeng Kebo telah meninggalkan kita. Semangat dan perjuangan dakwah Daeng Kebo dalam meluruskan akidah umat mesti dilanjutkan. Semoga kita semua mampu meneruskan perjuangan beliau.

Selamat jalan, Daeng Kebo. Semoga husnul khatimah. Aamiin.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply