KHITTAH.CO, Surakarta- Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pengurus Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah (LLHPB PWA Jawa Tengah) dan Muhammadiyah Disaster Management Center Jawa Tengah (MDMC Jawa Tengah) ikut berpartisipasi dalam Muktamar.
Keduanya berperan dalam pengadaan dapur mandiri di Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48 nanti. Dapur umum ini didirikan untuk melayani penggembira muktamar dari seluruh Indonesia.
Dapur mandiri LLHPB PWA Jawa Tengah dan MDMC Jawa Tengah tersebut akan disokong oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) dan Muhammadiyah se-Jawa Tengah, termasuk perihal bantuan bahan makanan.
Ketua LLHPB PWA Jawa Tengah, Lilik Prihantini menerangkan, lokasi dapur umum muktamar ini berada di Kantor Kepala Desa Gonilan, Kartasura.
Lokasi tersebut berada di tengah-tengah antara tempat pelaksanaan muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, yakni di Edutorium KH Ahmad Dahlan Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan GOR UMS di kampus dua.
“Kami akan melayani penggembira yang benar-benar membutuhkan makan, karena kami tahu penggembira ini bukan orang yang tidak punya uang tapi (dengan adanya dapur umum) penggembira dapat mengetahui bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah melayani tamu yang datang dengan sebaik-baiknya,” terang Lilik.
Disampaikan oleh Lilik, dapur umum muktamar ini nantinya akan menghidangkan menu makanan yang standar.
Bahan makanan yang akan dimasak di dapur umum tersebut berasal dari PDM dan PDA di seluruh Jawa Tengah. “InI karena muktamar ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh Jawa Tengah,” kata dia.
Ia mencontohkan, daerah Rembang yang ikannya banyak, pihaknya akan mengarahkan untuk mendonasikan ikan dari daerah tersebut.
“Tawangmangu dan Temanggung yang daerah dingin, banyak memiliki sayur, maka kami menerima donasi sayur mayur. Atau Boyolali terkenal susu maka kita akan mnerima donasi susu,” terang Lilik.
Dapur umum Muktamar ini, kata dia, akan beroperasi selama lima hari mulai 17 hingga 21 November 2022.
Ia mengatakan, pihaknya akan melibatkan 50 relawan yang akan bekerja secara shift, yakni pagi dan siang.
“Kami mulai masak tanggal 17 sore. Malam tanggal 18, kita sudah menyajikan hidangan sampai tanggal 21,” jelas Lilik.
Terkait cara makan, Lilik menyampaikan akan menggunakan model prasmanan terpimpin agar tidak terjadi pengambilan makanan yang berlebihan.
(Rls)