Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Kabar Muktamar

Malam Mangayubagyo, Noordjannah Nembang, dr Agus Si Paling Letto

69
×

Malam Mangayubagyo, Noordjannah Nembang, dr Agus Si Paling Letto

Share this article
Malam Mangayubagyo, Noordjannah Nembang, dr Agus Si Paling Letto;
Example 468x60
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini saat nembang bersama Ummu Saadah dan Waldjinah

KHITTAH.CO, Surakarta- Malam Mangayubagyo Muktamar 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dihelat di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat, 18 November 2022.

Perheletan seni-budaya ini juga sekaligus menjadi malam tasyakur atas Milad 110 Tahun Muhammmadiyah. Diketahui, gerakan Islam Reformis-Modernis ini lahir pada 18 November 1912.

Example 300x600

Acara ini dibuka dengan penampilan band Metronome. Band ini beranggotakan para kader Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah.

Mereka berhasil membuat semangat hadirin menyala lewat lantunan lagu Mars Muhammadiyah yang diaransemen versi baru.

Metronome juga menampilkan lagu Mars Pemuda Muhammadiyah dan Mars Kokam. Kedua lagu inilah yang membuat namanya dikenal banyak warga Persyarikatan.

Hal yang menarik adalah ketika penghargaan diberikan kepada Waldjinah, Gesang, dan Didi Kempot. Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah membuat kejutan.

Bersama penyanyi yang juga kader ‘Aisyiyah Jawa Tengah, Ummu Saadah, Siti Noordjannah Djohantini ikut nembang. Ia membawakan lagu yang dipopulerkan Waldjinah. Mereka bernyanyi diiringi grup keroncong Bhaskara.

Ketika Noordjannah nembang, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir merekam penampilan istri tercintanya itu. Sementara itu, anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah lainnya turut bertepuk tangan bersenandung kecil.

Agus Taufiqurrahman Si Paling Letto

Hadirin semakin terbakar ketika Letto akhirnya tampil di panggung. Hal yang menarik selama penampilan Letto, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu Agus Taufiqurrahman tampak sangat menikmati suguhan band asal Yogyakarta itu.

Agus Taufiqurrahman tidak hanya bertepuk-tepuk tangan dan menghentak-hentak kaki. Ia juga turut menyanyikan lagu Sandaran Hati dan Ruang Rindu.

Agus bahkan tampak sangat ekspresif menyanyikan dan dengan penuh penghayatan atas lagu tersebut.

Di akhir acara, Khittah sempat meminta komentar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir. Laki-laki yang karib disapa Kiai Tafsir ini mengaku sangat bahagia.

Pasalnya, Malam Mangayubagyo ini berhasil menunjukkan bahwa Muhammadiyah sangat tinggi apresiasinya terhadap kesenian dan kebudayaaan.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa menyaksikan Letto dan Tantri Kotak, dan yang lain. Bersama-sama kita mengapresiasi seni budaya. Ini tanda Muhammadiyah adalah gerakan kultural. Muhammadiyah, meski puritan kata orang, tapi tetap appreciate terhadap seni dan budaya,” kata Kiai Tafsir.

Bahkan, lanjut dia, Muhammadiyah memiliki rumusan terkait relasi Muhammadiyah dan seni budaya. Persyarikatan ini punya konsep dakwah kultural, seni dakwah Islam, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang tidak menafikkan kesenian dan kebudayaan.

“Karena itu, Muhammadiyah selalu mengapresiasi orang-orang yang memiliki kreativitas budaya. Buktinya, hari ini kita memberi penghargaan kepada para maestro, Waldjinah, Didi Kempot, dan Gesang,” kata dia.

Selanjutnya, ketika ditanyai pendapatnya terkait aksi Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Tafsir mengaku terkejut. “Surprise sekali. Sebenarnya, itu kejutan sekali. Saya pikir, sudah saatnya ‘Aisyiyah mendorong berdirinya kelompok musik perempuan seperti Nasidah Ria,” ungkap Tafsir.

Ia mengaku sudah sering mendorong agar Gerakan Perempuan Islam Berkemajuan ini untuk lebih konkret aksinya dalam bidang seni-budaya. Ia berharap perhelatan malam ini ditambah penampilan Siti Noordjannah Djohantini dan Umi Saadah menjadi pemicu gerakan seni ‘Aisyiyah.

“Aisyiyah memang maju dengan universitasnya, lembaga pendidikannya, tapi harus diakui kalah dengan Muslimat dalam hal seni budaya yang melahirkan Nasidah Ria. Siapa yang tidak kenal Nasidah Ria dengan lagunya Pengantin Baru, lagu Perdamaian yang sangat melegenda,” ungkap dia tersenyum kecil.

Terkait penampilan Letto dan Tantri Ia mengaku sangat menikmati penampilan tersebut.”Kebetulan, saya juga penyuka musik. Makanya saya menonton sampai habis,” kata dia.

Tafsir juga mengaku tidak heran jika Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman juga sangat menikmati tampilan musisi tersebut. Ia pun menyebut dirinya sangat akrab dengan lagu-lagu Letto.

“Apalagi lagu Sebelum Cahaya. Syairnya enak diikuti. Lantunannya juga sangat artistik. Makanya sangat bisa dinikmati dengan sepenuh hati. Ditambah suaranya yang merdu,” tutup Tafsir.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

[metaslider id="39673"]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *