Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
AUM PendidikanBerita

Dokter Agus Dorong PoltekkesMu Makassar Reborn, Unggul dan Islami

×

Dokter Agus Dorong PoltekkesMu Makassar Reborn, Unggul dan Islami

Share this article
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman didampingi Ketua BPH dan Direktur Poltekkes Muhammadiyah Makassar, Mustari Bosra dan Effendy Rasiyanto

KHITTAH.CO, Makassar – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman mendukung terwujudnya PoltekkesMu Makassar Reborn. Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara dalam Silaturahim dan Bincang Santai Poltekkes Muhammadiyah Makassar, Kamis, 6 Oktober 2022 di aula kampusnya.

Dukungan itu terlontar seusai menyimak laporan kondisi dan perkembangan kampus dari Direktur Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar, Effendy Rasiyanto.

Effendy melaporkan, saat ini pihaknya sedang menantikan izin pembukaan program studi Diploma IV (D4). “Saat ini, kami tinggal menunggu surat izin dari Pusat, untuk Prodi D4 Teknologi Elektromedis, D4 Teknik Radiologi Pencitraan, dan Teknologi Laboratorium Medis,” ungkap Effendy.

Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) PoltekkesMu Makassar, Mustari Bosra menyampaikan, pihaknya sedang menggadang-gadang untuk mendirikan prodi selain vokasi kesehatan.

“Kami bahkan berencana menjadikan politeknik umum saja, atau kita tambah, namanya menjadi Politeknik Kesehatan dan Sains Terapan,” ungkap Mustari.

Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan, PoltekkesMu sedang merencanakan pembangunan gedung baru di Kampus Ratulangi ini. Pihaknya juga sudah membeli tanah di Kawasan Mawang, Gowa untuk dibanguni kampus kedua PoltekkesMu Makassar.

Menanggapi hal itu, Agus Taufiqurrahman mengaku sangat senang. Ia mengapresiasi seluruh langkah yang ditempuh Poltekkesmu untuk memajukan kampusnya.

“Kalau Yogyakarta saja yang lebih kecil, ada tiga kampus besar, kita berharap dari Makassar ini, juga ada, minimal satu, selain Unismuh Makassar, yaitu Poltekkes ini,” ungkap Agus.

Ia setuju dan mendorong PoltekkesMu untuk membuka prodi selain vokasi bidang kesehatan. Ia menyarankan, soal nama, kata kesehatan tidak dihapus. Selain soal sejarah, ini karena citra sebagai politeknik kesehatan Muhammadiyah satu-satunya di Indonesia Timur.

“Selanjutnya, prodi kita ini kan prodi seksi, yang dibutuhkan masyarakat. Saya ada keyakinan, prospek kita bagus. Tinggal, kita memang harus punya gedung baru sebagai perwajahan bahwa kampus kita ini, kampus maju. Saya dorong Poltekkes ini untuk maju, kita sebut saja ini PoltekkesMu Reborn,” ujar Agus.

Tidak hanya itu, Agus menekankan, hal terpenting adalah solidaritas tim. Ia meminta seluruh civitas akademika untuk bersatu-padu memaksimalkan potensinya untuk memajukan kampus.

“Jangan sampai ada teman-teman yang sudah sekuat tenaga untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik, di sisi lain ada yang tidak peduli. Lebih parah, jangan sampai ada yang malah berupaya untuk mengganjal usaha perubahan itu, jangan!” tegas Agus.

Manajemen yang profesional adalah kunci. Pengelolaan harus mengedepankan totalitas sepenuh hati dan jujur. “Pengelolaan harus didasarkan pada profesionalitas dengan prinsip kerjasama untuk kebaikan dan ketaqwaan,” tegas Agus.

Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar harus berubah menjadi lebih baik, mengikuti zaman. Ia mengingatkan, beberapa merek produk besar yang kini tumbang karena tidak dapat beradaptasi dan melakukan inovasi yang sesuai dengan zaman.

Unggul dan Islami

Ia juga mengingatkan, bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah harus mengupayakan prinsip unggul dan Islami, sebagaimana yang ditekankan KH AR Fakhruddin dan Abdul Malik Fadjar.

Dikisahkan, Abdul Malik Fadjar pernah bertanya ke Pak AR, bagaimana Islami yang baik dan pengajaran Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan (AIK) yang semestinya diajarkan kepada mahasiswa-mahasiswa di kampus dan sekolah.

“Dijawab Pak AR, yang arruju ila quran wassunnah, disertai pemahaman atas perangkat keilmuan yang ada. Muhammadiyah itu mengajarkan Islam yang maju dan unggul. Unggul dan Islami itu seperti mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Islam yang membanggakan. Islam yang nyah-nyoh. Muhammadiyah yang dengan keunggulannya ini bisa memberi, mandiri, sehingga tidak bisa diombang-ambing pihak lain,” ungkap Agus.

Dari Allahuyarham Abdul Malik Fadjar, lanjut Agus, kita juga bisa mengambil contoh bagaimana totalitas dan pengorbanan demi membangung kampus.

“Pak Muhadjir (Menko PMK) pernah cerita, zaman Pak Malik itu, kampus betul-betul beliau tongkrongi, keloni, dan akhirnya jadi maju, menjadi salah satu kampus terbaik dunia,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Agus menambahkan, akreditasi, karya dosen, dan alumni juga merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh kampus. Ini harus menjadi fokus peningkatan untuk menjadi kampus unggul.

“Untuk Islami, kata Pak AR, alumni kampus Muhammadiyah itu harus citranya, unggul moral-spiritual, unggul intelektual, dan unggul peran sosial. Ini dikatakan Pak AR tahun 1978. Terbaru, penelitian lembaga di AS, yang diutamakan dunia kerja adalah jujur, komunikatif, semua softskill dan karakter, indeks prestasi itu nomor 17. Profil lulusan Illinois, Utrecht University Seatle University, juga begitu,” ungkap dia.

Namun, kata Agus, hal yang perlu disadari, untuk mengajarkan karakter, akhlak ini, dibutuhkan uswatun hasanah, contoh yang baik.

“Tidak ada cara dan jalan yang tepat selain dengan menjadi uswatun hasanah. Tidak mungkin kita mengajari anak kita sabar dengan marah-marah, mengajari disiplin dengan menjadi disiplin,” tegas dia.

Karena itu, ia mendorong Poltekkesmu untuk terus menampilkan identitas ke-Islaman yang jelas. “Tidak hanya itu, pelayanan, keterampilan dan kepribadian pengelola, serta asitektur-tata ruang bangunan. Mudah-mudahan, tidak cukup tiga tahun lagi, bangunan kampus kita sudah berdiri.”

Ia memastikan, selama pembangunan dan upaya memajukan kampus ini benar-benar di jalan Allah, pasti akan menemukan kemudahan untuk terealisasi.

“Kalau belum mendapat pertolongan dari Allah, cek dulu niat kita. Jangan-jangan niat kita yang belum. Allah kan sudah, jelas menjanjikan, barangsiapa yang bersungguh-sungguh di jalan-Ku, akan diberi jalan keluar yang baik. Itu jelas janji Allah. Kalau niat kita sudah benar, kampus ini untuk Islam, pertolongan itu bisa datang dengan berbagai cara,” tutup dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply