KHITTAH.CO, Makassar- Berdiri sejak 21 Mei 2002, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi salah satu program studi yang terakreditasi Unggul di Unismuh dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).
Raihan akreditasi Unggul dari LAMDIK tersebut meneguhkan akreditasi Unggul yang sebelumnya telah diraih dari BAN-PT melalui Instrumen Suplemen Konversi (ISK).
Ketua Prodi PAI Unismuh Makassar Nurhidaya Mukhtar Mengungkapkan, capaian tersebut diraih dengan doa serta usaha kerja keras dari Tim Task Force yang telah diamanahkan oleh pimpinan.
Diketahui, untuk saat ini, Prodi PAI memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 574 orang. Sementara itu, untuk dosen sebanyak 24 dengan 15 dosen bergelar Doktor.
“Salah satu keunggulan prodi PAI dari segi sumber daya dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan doktor dan magister, baik dalam negeri maupun di dalam negeri,” ungkap Nurhidaya, Rabu 7 Desember 2022.
Selain itu, kata Nurhidaya, sejauh ini, Prodi PAI juga aktif bekerja sama dan berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Kerjasama tersebut dalam melakukan pembinaan mahasiswa yang melibatkan dosen sebagai pendamping kegiatan – kegiatan mahasiswa.
Wujud Kerjasama Prodi PAI dan HMJ adalah dalam kegiatan pembinaan mahasiswa dalam bidang keagamaan, karya tulis ilmiah, penalaran, kewirausahaan, dan pengabdian masyarakat
Selain itu, prestasi-prestasi Mahasiswa di Prodi PAI tercatat di bidang akademik maupun nonakademik, yang juga dalam bidang keagamaan, wirausaha, karya tulis ilmiah, seni, dan olahraga.
“Ditambah mahasiswa memiliki prestasi baik di dalam dan luar negeri. Mahasiswa dan dosen aktif dalam melakukan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Kemendikbud maupun yang dilaksanakan secara mandiri oleh Unismuh,” tambah Mantan Aktivis IPM dan IMM ini.
Tidak hanya itu, desain pembelajarann di Prodi PAI juga dikemas dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
“Dalam artian, mahasiswa belajar langsung di lapangan yang dikemas dalam bentuk pengabdian masyarakat,” ungkap dia.
Tak hanya itu, Ia mengatakan bahwa selain memiliki SDM, pihaknya juga memiliki sarana dan prasarana serta perangkat yang memadai.
“Saat ini, Prodi PAI berkonsentrasi dalam pengembangan program studi, baik itu pengembangan kompetensi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. Kami juga berencana untuk membuka kelas internasional,” tutur Nurhidaya.
Pihaknya tetap optimis dan berupaya agar Mahasiswa Prodi PAI dapat berkembang secara kualitas dan kuantitas, sehingga kampus mampu meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
“Hal ini sesuai dengan salah satu misi kami yakni turut serta dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran PAI,” ujar dia.
Dengan demikian, Ia berharap, di era kompetitif ini, Prodi PAI semakin berkembang dan bisa menunjukkan eksistensinya sebagai program studi yang unggul di Indonesia Timur.
Ketua Prodi PAI Unismuh ini melanjutkan, sebenarnya, pada dasarnya semua dokumen syarat akreditasi telah dipenuhi oleh Prodi, hanya saja belum terdokumentasi dengan baik.
“Makanya, itu menjadi tugas Prodi PAI untuk mengumpulkan itu semua supaya instrumen-instrumen yang ada di borang bisa di isi dengan baik,” ujar Nuridaya.
Saat ditanyai suka-duka proses pemenuhan syarat akreditasi, Ia mengisahkan, pengajuan Instrumen Suplemen Konfersi (ISK) ke BAN-PT Prodi PAI telah dimulai pada 30 Desember 2021.
Jawaban atas pengajuan tersebut ditunggui sampai berbulan-bulan. Ia semakin galau karena pada saat itu, tidak semua Prodi yang mengusulkan ISK berhasil mengonversi nilainya ke Unggul.
Dengan keyakinan teguh, pada 30 Desember 2021, Prodi PAI tetap mengirim Borang ke BAN-PT untuk mengkonversi nilai dari A ke Unggul. Hal yang membuat semakin resah, kisah Hidayah, adalah pengajuan tersebut tidak ada hasil sampai lima bulan.
“Tapi, alhamdulillah, nanti pertengahan Mei, keluar keputusan dari BAN-PT bahwa Prodi PAI mendapat
akreditasi Unggul,” kata dia.
Meski demikian, kisah menegangkan tidak berhenti di situ. Ini karena ternyata, 10 hari berselang keluarnya nilai unggul dari BAN-PT, ada surat susulan yang menyatakan Prodi PAI beralih ke Lembangan Akreditasi Mandiri (LAMDIK).
“Padahal, PAI berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam (FAI), tapi Prodi ini harus ke LAMDIK, sementara, itu tidak dipersiapkan oleh prodi,” kata dia.
Namun di balik kisah menggalaukan itu, ia bersyukur, karena Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) dan Pemimpin Fakultas bahu-membahu sebagai Tim Task Force yang berkerja keras untuk mempelajar instrumen-instrumen LAMDIK.
“Waktudengan keluarga tersita. Kami harus menginap di kampus selama kurang lebih dua bulan. Kami juga tidak pernah pulang di bawah jam 10 malam untuk mengerjakan borang. Namun, alhamdulillah, itu semuanya terbayar dan tuntas dengan keluarnya akreditasi Unggul,” kata Nurhidaya tersenyum kecil dengan mata berbinar.
“Padahal, Prodi PAI tidak pernah di-bimtek (bimbingan teknis). Kami hanya membaca petunjuk dari LAMDIK dan bertanya pada asesor. Saat itu, kami kurang lebih dua bulan mengerjakan Borang,” ungkap dia.
Nurhidayah mengaku sangat menghargai usaha Tim Task Force, dosen, alumni, dan Mahasiswa-Mahasiswa PAI yang telah berjuang keras untuk mecapai akreditasi ini.
“Meskipun pada saat itu waktu begitu sempit. Prodi PAI mempersiapkan Borang kurang lebih 3 bulan. Ini yang luar biasa bagi kami,” tutup dia.
(Mukrimah)