KHITTAH.CO, Sidrap — Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menggelar Baitul Arqam untuk MPKS Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) se-Sulawesi Selatan di Istana Tahfidz El Hasany, Pangkajene, Sidrap, Sabtu-Ahad, 9-10 Agustus 2025.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman ideologi, manajemen organisasi, dan pengelolaan amal usaha Muhammadiyah.
“Kegiatan diikuti 55 peserta yang terdiri dari 35 laki-laki dan 20 perempuan. Mereka merupakan perwakilan MPKS PDM dan LKSA dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan,” jelas Ketua Panitia Nasaruddin, MM, saat laporan pembukaan, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Ia melanjutkan, dari 21 LKSA Muhammadiyah Aisyiyah yang terdaftar, tercatat 3 LKSA tidak hadir. Adapun MPKS PDM yang hadir berasal dari enam daerah: Pangkep, Parepare, Luwu Timur, Sidrap, Sinjai, dan Takalar.
Nasaruddin, yang juga Wakil Sekretaris MPKS PWM Sulsel, menambahkan bahwa persiapan kegiatan ini melibatkan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait.
“Kami berusaha memastikan seluruh rangkaian berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi peserta,” ujarnya.
Selama dua hari, peserta mendapatkan materi mendalam mulai dari Pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah hingga profil dan keteladanan tokoh Muhammadiyah.
Ketua PWM Sulsel, Prof. Ambo Asse, dalam sambutannya menegaskan pentingnya Baitul Arqam sebagai wadah pembinaan kader. “Kegiatan ini sangat strategis untuk meningkatkan pemahaman ideologi Muhammadiyah dan kemampuan manajerial dalam mengelola amal usaha, khususnya LKSA,” ujarnya.
Ketua MPKS PWM Sulsel, Dr M Arfah Bas’ha dalam kesempatan yang sama, menjelaskan bahwa materi yang diberikan tidak hanya menekankan aspek ideologi, tetapi juga keterampilan praktis. Menurutnya, penguatan kapasitas pengelola LKSA sangat relevan di tengah tantangan sosial saat ini.
Ketua LKSA Sejahtera Aisyiyah Sidrap, Rosdiana Azis, S.Ag, selaku tuan rumah, menyampaikan apresiasi kepada PWM Sulsel atas kepercayaan menjadikan Sidrap sebagai lokasi kegiatan. Ia berharap, peserta dapat membawa pulang ilmu yang bermanfaat untuk diaplikasikan di daerah masing-masing.
Rangkaian kegiatan mencakup materi seperti PHIWM dalam Pengelolaan Amal Usaha oleh Prof. Ambo Asse, Penguatan Ideologi Muhammadiyah oleh Dr. K. H. Mawardi Pewangi, Paham Agama dalam Muhammadiyah oleh Ust. Ilham Muhtar, dan Revitalisasi Pengelolaan LKSA oleh Ust. Kalam Fattah. Hari kedua diisi dengan pembahasan Profil Kader dan Nilai Perjuangan Tokoh Muhammadiyah oleh Ust. Amir MR, serta Manajemen Organisasi dan Akhlak Bermuhammadiyah oleh Dr. H. M. Arfah Basha, M.Pd.I.
Peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan terkait penerapan nilai-nilai Muhammadiyah dalam pengelolaan LKSA. Beberapa peserta menilai, materi yang disampaikan para narasumber sangat aplikatif dan relevan dengan kondisi lapangan.
Menurut Prof. Ambo Asse, salah satu tantangan terbesar pengelolaan LKSA adalah konsistensi dalam menjalankan prinsip-prinsip Muhammadiyah. Ia menekankan perlunya sinergi antara ideologi, manajemen modern, dan pendekatan kemanusiaan.
Baitul Arqam ini diakhiri dengan evaluasi, dan penutupan resmi pada Ahad siang. Panitia menyatakan, kegiatan serupa akan terus dilaksanakan secara berkala guna memastikan kader Muhammadiyah di bidang sosial memiliki kapasitas yang mumpuni.
Diharapkan, hasil dari kegiatan ini dapat memperkuat jaringan kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan LKSA di seluruh Sulawesi Selatan, sejalan dengan visi Muhammadiyah untuk meneguhkan gerakan Islam berkemajuan di era disrupsi.