Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Kartu Nama dalam Jejaring Akademik

×

Kartu Nama dalam Jejaring Akademik

Share this article

Oleh: Hadi Pajarianto (Wakil Rektor I Univesitas Muhammadiyah Palopo)

KHITTAH. CO – Kartu nama, seberapa pentingnya dalam jejaring komunitas akademik, bisnis, dan profesional? Ini adalah refleksi ringan dari pertemuan saya dengan kolega akademik, bisnis, dan profesional dari kelantan Malaysia. Pada tanggal 09-11 Oktober 2025, sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Palopo (UMPalopo) menjemput kolega dari Malaysia sebagai kunjungan balasan mereka. Tahun 2024, UMPalopo beserta kurang lebih 80 orang dosen dan mahasiswa melakukan lawatan ke Thailand dan Malaysia. Mereka bertindak sebagai keynote speaker dan presenter dalam International Conference yang dihelat di kampus Universiti Malaysia Kelantan.

Rombongan ini tentu istimewa bagi kami, karena ikut di dalamnya adalah Dato’ Prof. Ir. TS. DR. Arham bin Abdullah (Rektor Universiti Malaysia Kelantan) yang mendapatkan anugerah sebagai Ahli Kehormatan yang kedua (Dato’ Paduka) bagi Darjah Kebesaran Setia Mahkota Kelantan yang amat terbilang (D.P.S.K.) dari pemerintah Malaysia. Turut serta Dr. Hannan Yusof (Owner Hanna Medispa) sebuah perusahaan multinasional di Malaysia yang bergerak di bidang kesehatan dan kecantikan, didampingi oleh tiga asistennya yang rupawan.

Selain itu, ikut pula Prof. Madya TS. Dr. Muh Ashlyzan B. Razik (Direktur UMK Centre dan External Education) sekaligus owner dari Kopi Mesin yang populer di Kelantan dan sekitarnya, serta En. Ahmad Irwan bin Baharuddin Bendari UMK Kelantan. Dengan menggunakan beberapa mobil kami bergegas ke Bandara I La Galigo untuk memastikan kami tidak terlambat. Tak lama kemudian suara pesawat membelah langit, dan landing dengan sempurna. Dengan bantuan seorang petugas bandara, saya bersama rektor dan kolega masuk dalam ruang kedatangan.

Tak lama nampak empat orang lelaki dan tiga perempuan dengan dialek Melayu dan senyum sumringah menyapa kami, bersalaman satu sama lain, menanyakan keadaan sambil menunggu proses bagasi selesai. Tak lama Dato’ Prof. Arham nampak berjalan ke kursi tempat tasnya tergeletak, mencari-cari sesuatu dalam tasnya. Tak lama kemudian, beliau mengulurkan (dengan kedua tangan) kartu nama berwarna merah dan putih, tercantum logo UMK beserta nama, jabatan, dan kontak pribadi baik handphone maupun email, beliau membagikan kepada kami yang ada di dekat beliau. Rektor UMPalopo berbisik kepada saya, “kita selama ini tidak menyiapkan kartu nama, padahal sangat penting dalam jejaring komunitas akademik, bisnis, dan profesional.” Saya pun mengangguk pertanda setuju.

Saya kemudian searching pada beberapa artikel dan menemukan dalam konteks bisnis dan budaya lokal, kartu nama bukan sekadar alat berbagi informasi, melainkan bagian dari etika profesional dan simbol penghormatan saat bertemu orang baru (Lee, 2021). Di Malaysia kartu nama masih memiliki peranan penting dalam dunia profesional meskipun era digital telah membawa berbagai alternatif berbasis teknologi.

Melalui kartu nama yang secara langsung diberikan dengan tangan kanan atau kedua tangan, menunjukkan rasa hormat terhadap kolega khususnya dalam pertemuan bisnis dalam konteks budaya Melayu, Tionghoa, atau India (Rahman, 2020). Cara ini menunjukkan kesopanan dan kehendak mulia dalam membangun hubungan yang profesional dan bermartabat.

Selain itu, kartu nama juga mencerminkan keragaman karena biasanya dicetak dengan menggunakan dua atau lebih bahasa sesuai dengan konteks dan lingkungan mitra bisnisnya. Ini membantu menjembatani perbedaan bahasa dan meningkatkan kepercayaan dalam komunikasi lintas budaya. Kartu nama juga mencerminkan kesan personal yang lebih kuat dan langsung (MDEC, 2022), selain pada aspek institusional branding akan lebih kuat dan memberikan kesan elegan dan berkelas.

Dalam lingkungan akademik yang kini semakin terkoneksi secara global, membangun jejaring (networking) merupakan elemen penting dalam pengembangan karier, kolaborasi penelitian, serta pertukaran pengetahuan. Meskipun teknologi digital terus berkembang pesat, kartu nama fisik tetap memiliki fungsi yang relevan, khususnya dalam pertemuan langsung seperti konferensi, seminar, lokakarya, dan forum ilmiah tingkat internasional.

Itulah pentingnya jiwa open minded mampu berpikir secara terbuka dan belajar terhadap berbagai macam ide, gagasan, informasi, maupun argumen. Sekaligus kepekaan dalam jejaring akademik, profesional dan bisnis. Belajar dimulai dari hal kecil yang bahkan luput dari pikiran orang secara umum. Nah ayo segera cetak kartu nama (bersambung).

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply