Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Al-Mu’awwidzatain

109
×

Al-Mu’awwidzatain

Share this article
Example 468x60

Oleh: Kang Teten*

Example 300x600

KHITTAH.CO,- Al-Mu’awwidzatain adalah kumpulan surah yang terdiri dari dua surah dalam al-Quran yaitu al-Falaq dan an-Nas. Al-Mu’awwidzatain itu sendiri diambil dari awalan kedua surah tersebut yang sama-sama menggunakan kalimah A’udzu (aku berlindung). Berdasarkan Tafsir Al-Munir oleh Wahbah Al-Zuhaili, dalam surah al-Muawwidzatain terdapat kandungan isti’adzah atau permintaan perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan Iblis dan semua bala tentaranya yang menyesatkan manusia dengan menebar perasaan khawatir dan was-was pada diri mereka. Dua surah ini juga biasa digunakan Rasulullah SAW untuk meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan sihir orang Yahudi.


Pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi di dalam kitab Dala’il an-Nubuwwah. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW pernah menderita sakit parah. Lalu datang dua malaikat yang satu duduk di samping kepala beliau dan yang satunya lagi duduk di samping kaki beliau. Lalu malaikat yang duduk di samping kaki beliau berkata kepada malaikat yang duduk di samping kepala beliau. “Apa yang dapat engkau lihat?” Ia menjawab. “Beliau terkena guna-guna.” “Guna-guna itu apa?.” Tanya dia lagi. Ia menjawab, Guna-guna itu sihir.” “Siapa yang menyihirnya?” Tanya dia lagi. Ia menjawab. Labib bin al-Ashim, seorang Yahudi. Sihirnya berupa gulungan yang tersimpan di dalam sumur keluarga si Fulan, di bawah batu besar. Datangilah ke sumur tersebut, timbalah airnya dan angkat batunya, lalu ambil gulungan tersebut dan bakarlah.”


Esok paginya Rasulullah SAW memerintahkan ‘Ammar bin Yasir dan beberapa sahabat lainnya untuk mendatangi tempat yang dimaksud. Ketika sampai di sumur tersebut, tiba-tiba Mereka melihat air sumur itu berwarna merah seperti air pacar. Maka mereka menimba airnya dan mengangkat batunya, kemudian mengeluarkan gulungan dan membakarnya. Dan di dalam gulungan tersebut terdapat tali pengikat yang terdiri dari 11 (sebelas) simpul. Berkenaan dengan peristiwa itu, maka turunlah dua surat (al-Falaq dan an-Nas) tiap kali Rasulullah SAW membacakan satu ayat, maka simpulnya terbuka.


Dalam hadits lain. Anas bin Malik berkata bahwa orang-orang Yahudi pernah membuatkan makanan bagi Rasulullah SAW setelah makanan tersebut dimakan. Beliau sakit keras, sehingga para sahabat mengira itu akibat perbuatan Yahudi tersebut. Maka turunlah malaikat Jibril dengan membawa dua surah al-Mu’awwidzatain (surah al-Falaq dan surah an-Nas). Lalu mereka memohonkan perlindungan untuk beliau dengan membaca kedua surat itu, seketika itu juga, Beliau keluar menemui para sahabatnya dalam keadaan sehat bugar (HR. Abu Nu’aim di dalam kitab ad-Dala’il.


Bacaan surah al-Mu’awwidzatain


pertama surah al-Falaq terdapat lima ayat antara lain Qul a’ụdżu birabbil-falaq (Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)), Min syarri mā khalaq (dari kejahatan makhluk-Nya, Wa min syarri gāsiqin idżā waqab (dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita), Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad (dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad (dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki).


Kedua, terdapat di surah an-Nas sebanyak enam ayat yakni Qul a’ụdżu birabbin-nās (Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, malikin-nās (Raja manusia), ilāhin-nās (Sembahan manusia), min syarril-waswāsil-khannās (dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi), alladżī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia}, minal-jinnati wan-nās (dari (golongan) jin dan manusia). Demikianlah sebelas ayat dari dua surah yang mampu membuka gulungan dari sebelas tali simpul yang digunakan oleh orang Yahudi bernama Labib bin al-Ashim sebagai media untuk menyihir Rasulullah SAW.


Keutamaan Surah Al Mu’awwidzatain


Pertama. Menjaga dari Suatu Keburukan. Mengutip dari buku Keutamaan Al Qur’anul ‘Adzim oleh Ahmad Abdul Jawwad, membaca surah al Muawwidzatain dapat menjaga dari suatu keburukan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah: yang artinya “Bacalah ‘Qul huwallaahu ahad‘ (Al-Ikhlaash ) dan Al-Mu’awwidzatain (An-Naas dan Al-Falaq ) di sore hari dan pagi hari sebanyak 3 kali, niscaya engkau akan terjaga dari segala sesuatu (keburukan). “(HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i dari ‘Abdullah bin Khubaib).


Kedua. Sebagai Bacaan Doa Dzikir Pagi dan Petang. Hal ini disandarkan berdasarkan cerita Abdullah ibnu Khubaib yang mengutip sabda Rasulullah SAW: yang artinya: “Kami keluar di suatu malam yang sedang turun hujan dan hari sangat gelap untuk mencari Nabi Muhammad SAW untuk mengimami sholat kami. Kami menjumpai beliau dan beliau bersabda, ‘Katakanlah!’ Aku tidak mengucapkan apapun, kemudian Beliau (Rasulullah) bersabda lagi, ‘Katakanlah!’ Aku tidak mengatakan sesuatu apa pun, lalu beliau bersabda kembali, ‘Katakanlah!’ Maka aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah yang harus aku ucapkan?’ Beliau Rasulullah bersabda, ‘Bacalah surat Al Ikhlas dan Mu’awwidzatain ketika sore hari dan pagi hari sebanyak tiga kali, hal itu akan mencukupimu dari segala sesuatu.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i).


Ketiga. Sebagai Bacaan Doa untuk Kesembuhan. Mengutip Sunnah Rasulullah Sehari-hari oleh Syaikh Abdullah bin Hamoud Furaih, dari riwayat Bukhari, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, Beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca ‘Qul huwallahu ahad..’ (surat Al-Ikhlas) dan surat Al Falaq dan An-Nas (surah Al Mu’awwidzatain) seluruhnya, kemudian Beliau mengusap dengan kedua tangan Beliau itu wajahnya dan bagian jasadnya yang dapat dijangkau oleh kedua tangan Beliau.”


Keempat. Bacaan Doa Sebelum Tidur. Diceritakan oleh Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW menyatukan kedua telapak tangannya ketika berada di tempat tidur setiap malam. Lalu keduanya ditiup dengan lembut kemudian membacakan pada keduanya surah Al Ikhlas dan surah Al Mu’awwidzatain Setelah itu kemudian Rasul mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan sebanyak tiga kali.


Dengan semangat tholabul Ilmi dan ikhlas berbagi, kami menyajikan tulisan sederhana ini dengan harapan mengharap Rahmat dan ridho Allah SWT. Mudah-mudahan kita bisa menjalankan tuntunan yang telah diajarkan oleh Allah dan Rosulnya serta kita senantiasa memohon perlindungan dan dilindungim oleh Allah SWT. Aamiin.


Semoga bermanfaat. Wallahu ‘a’lam.

  • Ketua PDPM Kota Pasuruan Jawa Timur Periode Muktamar 2014-2018

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

[metaslider id="39673"]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *