Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaDaerah

Belajar dari Kisah Ibrahim dan Ismail, Dahlan: Takutlah Jika Meninggalkan Generasi Terhina

46
×

Belajar dari Kisah Ibrahim dan Ismail, Dahlan: Takutlah Jika Meninggalkan Generasi Terhina

Share this article
Example 468x60
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Dahlan Lama Bawa saat berkhutbah di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kampung Baru, Barru

KHITTAH.CO, BARRU– Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kampung Baru Kabupaten Barru menggelar Salat Iduladha 1444 H pada Rabu, 28 Juni 2023. Salat Id itu dihelat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kampung Baru.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Dahlan Lama Bawa menjadi khatib dalam pelaksanaan Salat Iduladha tersebut. Direktur Pondok Pesantren Darul Fallaah Bissoloro itu membawaka khutbah dengan judul “Idul Qurban; Kisah dan Hikmahnya”.

Example 300x600

Di hadapan ratusan jemaah yang memadati Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kampung Baru, Dahlan menyampaikan, kepatuhan Ismail pada perintah Allah, menjadi miniatur generasi Islam yang kuat iman dan akhlaknya.

Allah Swt. melarang kita untuk meninggalkan generasi yang lemah. Hal itu sebagaimana firman Allah dalam Quran Surat Annisa ayat 9 yang artinya, “Hendaklah takut kepada Allah jika meninggalkan generasi yang lemah, yang kalian sendiri khawatir terhadap masa depan mereka.”

Ia melanjutkan, generasi yang lemah atau generasi shubhat dan syahwat itu tergolong generasi terhina. Dahlan menyebut konkret generasi yang terhina itu adalah para pengguna narkoba, generasi yang terpapar virus HIV/AIDS, dan generasi yang meninggalkan salat dengan sengaja.

Karena itu, tegas dia, pendidikan dari orang tua merupakan hal mutlak. Termasuk memastikan lingkungan yang baik bagi generasi yang seharusnya menjadi penggerak kemajuan bangsa dan agama.

“Kita memang tidak bisa memastikan lingkungan mereka di luar selalu baik, tapi itulah tugas orang tua dan rumah, menjadi penyaring, menjadi pelurus hal-hal tercela yang didapatkan di luar rumah,” kata dia.

Dahlan kembali mengingatkan pendidikan ketakwaan dari orang tua kepada anaknya bisa dilihat dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang ikhlas untuk melakukan penyembelihan karena Allah Swt.

“Alhamdulillah, sesuai firman Allah dalam Quran Surah Ash-Shafaat ayat 107, Allah azza wajalla mengganti jasad Ismail dengan seekor kibas atau domba yang besar,” ungkap dia.

Dahlan melanjutkan, dari peristiwa itulah perintah berkurban itu berawal. Dari kisah itu, hendaknya umat Islam meneladani kesabaran Ibrahim, ketabahan Siti Hajar, dan kepatuhan Ismail.

“Wujud ketakwaan dan keikhlasan Ismail, anak salih, generasi yang kuat, terlihat dalam kisah Ismail saat hendak dikorbankan,” ujar dia.

Tiga sosok luar biasa itu, kata Dahlan, tidak hanya menjadi keluarga yang kuat iman sehingga tidak tergoda bujukan iblis. Namun, mereka juga hadir sebagai sosok inspiratif dalam kehidupan sosial kontemporer para orangtua, guru, dan dosen dalam mendidik anak usia sekolah dan mahasiswa.

Terkait kurban, Dahlan juga mengingatkan, mengalirkan darah hewan kurban, pada hakikatnya adalah simulasi dari mengalirkan darah kebinatangan dalam diri seorang hamba dan memutuskan rasa memiliki pada harta.

Hal itu, menurut dia, sebagai upaya untuk menghilangkan sikap kikir dan menghadirkan jiwa ketaqwaan dan kedermawanan. “Allah Swt berfirman dalam Quran Surah Al-Hajj ayat 37, Darah dan daging hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah, melainkan takwa dari kamu.”

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

[metaslider id="39673"]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *