Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Tarjih

Hadis Perempuan Sumber Fitnah, Bagaimana Penjelasannya?

×

Hadis Perempuan Sumber Fitnah, Bagaimana Penjelasannya?

Share this article
Hadis Perempuan Sumber Fitnah, Bagaimana Penjelasannya?
Ilustrasi (sumber foto: istimewa)

KHITTAH.CO, Hadis bahwa perempuan adalah sumber fitnah telanjur tertancap di kepala umat. Rasulullah memang pernah bersabda demikian sebagaimana termaktub dalam Muslim nomor 2741. Bukhari pun begitu, dalam hadis nomor 5096.

Hadis itu berbunyi: “Dari Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan atas laki-laki selain wanita (HR. Bukhari).”

Jalur periwayatan hadis itu dari Usamah bin Zaid kepada Abu Usman An-Nahdi lalu ke Sulaiman At-Taymi, selanjutnya Syu’bah, kemudian Adam.

Dalam Muslim, jalur periwayatannya sama dengan Bukhari, jalur berbedanya, yaitu dari Mu’tamir bin Sulaiman dari ayahnya dari Usamah bin Zaid.

At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadis tersebut nomor 2780. Jalurnya, dari Mu’tamir bin Sulaiman dari ayahnya dari Abu Usman An-Nahdi dari Usamah bin Zaid dan Sa’id bin Zaid bin Amar bin Nufail.

Imam Tirmidzi berkomentar, pihaknya tidak mengetahui orang lain yang meriwayatkan hadis tersebut dari Sa’id bin Zaid selain Mu’tamir bin Sulaiman.

Hadis tersebut juga tidak mendapatkan komentar negatif yang melemahkan derajat atau kualitasnya. Terlebih, perihal sanadnya. Para ahli hadis lainnya pun demikian.

Lailatis Syarifah dalam Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 19 Tahun 2021 mengutip penjelasan ulama besar mazhab Syafi’i, Taqiyuddin As-Subki.

Ulama asal Mesir itu mengatakan, hadis tersebut mengungkapkan perihal kerugian dan nasib buruk bagi orang-orang yang berselisih atau bermusuhan karena perempuan.

Hadis itu tidak bermaksud bahwa perempuan adalah sumber nasib buruk dan fitnah, sebagaimana dipahami kebanyakan orang.

Ulama Syafi’i lainnya, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani membantah pendapat As-Subki. Kata dia, perempuan sebagai sumber fitnah dikuatkan oleh firman Allah dalam Al-Imran ayat 14.

Ayat itu mengatakan, perempuan sebagai salah satu syahwat yang dicintai oleh manusia sebelum lainnya. Dari situlah, diambil persepsi bahwa perempuan adalah sumber fitnah.

Selain Al-‘Asqalani, ulama bernama Abdurrahman Al-Mubarakfuri juga menyatakan pendapat senada. Ia beranggapan, perempuan sebagai sumber fitnah paling membahayakan bagi laki-laki.

Hal itu, menurut Al-Mubarakfuri, di kalangan laki-laki banyak konflik yang timbul karena perempuan. Banyak juga laki-laki yang melakukan hal-hal haram karena perempuan.

Kandungan Hadis Perempuan Sumber Fitnah

Menurut Lailatis Syarifah, Anggota Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Periode 2015–2022 itu, berdasarkan penjelasan sejumlah ulama yang telah dikutip, perempuan disebut sumber fitnah terbesar bagi laki-laki.

Dampaknya, ada yang berpendapat bahwa supaya perempuan tidak menjadi sumber fitnah, menutup seluruh akses diri perempuan adalah solusi. Ada yang beranggapan, muslimah yang baik adalah yang tertutup.

Lailatis Syarifah yang kini menjadi Wakili Bendahara MTT PP Muhammadiyah itu mengajukan pertanyaan atas itu, apakah benar hadis tersebut bermaksud supaya perempuan menutup dirinya karena ia adalah sumber fitnah?

Berdasarkan selisik atas ajaran dan prinsip inti Islam, kita mendapati bahwa Allah memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjadi penolong satu sama lain dan ber-amar ma’ruf nahi munkar. Itu sesuai firman Allah dalam Q.S. At-Taubah ayat 71.

Bagaimana bisa terjadi kerja sama antara keduanya, jika kehadiran perempuan adalah sumber fitnah? Sementara itu, banyak riwayat yang menunjukkan peran perempuan pada masa Rasul, bahkan dalam peperangan.

Bukankan Rasulullah juga melarang para laki-laki untuk mencegah istri mereka pergi menunaikan Salat ke masjid? Hal itu sebagaimana hadis dari Ibnu Umar r.a yang diriwayatkan Imam Bukhari.

Simpulan Analisis

Atas itu, Lailatis Syarifah berpendapat, Rasulullah tidak pernah menutup akses perempuan di ranah publik. Ia menegaskan, pendapat yang mengatakan perempuan sebagai sumber fitnah maka harus menutup aksesnya, harus dikoreksi.

Pemaknaan oleh As-Subki dapat menjadi acuan. Hal itu sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Quran Surah An-Nur ayat 30–31 bahwa karena baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki potensi ketertarikan, sehingga Allah memberi jalan keluar yaitu menjaga pandangan dan menutup aurat.

Sebagai simpulan, Hadis tersebut memberikan peringatan kepada laki-laki agar berhati-hati dengan tabiat nalurinya. Jangan sampai, kecintaan kepada perempuan membuat laki-laki berbuat keburukan.

Perempuan juga tidak berarti harus kehilangan akses di ranah publik. Hal itu karena baik laki-laki maupun perempuan punya kewajiban yang sama untuk saling ber-amar ma’ruf nahi munkar. Untuk menghindari fitnah, Allah memberikan solusi, yaitu sama-sama menjaga pandangan dan menutup aurat.

Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 19 TH. Ke-106 1–15 Oktober 2021

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply