Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ArsipNasionalOpini

Pelajar dan Etos Kewirausahaan

33
×

Pelajar dan Etos Kewirausahaan

Share this article
Example 468x60

wirausaha

Oleh : Muh. Arif Indra Jaya*

Example 300x600

Indonesia, di masa globalisasi dan pasar bebas ini, harus mempunyai generasi yang sudah siap bersaing dari segala bidang khususnya kewirausahaan. Karena itu, semangat kewirausahaan bagi generasi muda sudah harus ditunjukan sejak dini. Ini terlebih, salah satu sektor dan indikator penopang kesuksesan perekonomian sebuah negara adalah dengan melihat jumlah wirausahanya. Sementara itu, Indonesia sebagai negara yang mempunyai kekayaan sumber daya manusia dan alam memiliki potensi besar untuk maju di bidang kewirausahaannya.

Data Global Enterpreneurship Monitor (GEM) yang baru-baru ini dirilis pada Harian Kompas menunjukkan, Indonesia mempunyai sekitar 1,6 persen pelaku wirausaha dari total jumlah penduduk 250 juta jiwa. Ini menunjukkan ketertinggalan bangsa kita dibandingg tiga negara di kawasan Asia Tenggara lainnya, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ketiga Negara tersebut mencatatkan angka 7%, 5%, dan 3% dari total jumlah penduduk masing-masing. Selanjutnya, menurut GEM, hasrat rakyat Indonesia untuk menjadi pelaku wirausaha menduduki posisi kedua di bawah Filipina, sementara, Amerika dan Jepang memiliki jumlah presentasi pengusaha lebih 10% dari jumlah populasinya.

Generasi muda Indonesia sebenanrya akan semakin produktif jika diarahkan dengan baik dan tepat. Sementara itu, segmentasi usia yang tepat untuk menumbuhkan semangat berwirausaha adalah kalangan pelajar, yaitu mulai sekolah dasar hingga menengah atas. Ini menjadi sangat mungkin, karena saat ini, banyak bakat dan ide kreatif wirausaha yang mulai bermunculan dari kalangan pelajar. Ini dapat dilihat pada usaha mereka saat ingin membeli sesuatu tanpa merepotkan orang tuanya. Pelajar dengan kreativitasnya, membuat usaha kecil-kecilan sampingan seperti menjual pulsa, berjualan kue, berjualan aksesoris atau pernak-pernik buatan sendiri, hingga membuat barang layak jual dari hasil daur ulang. Pemasaran mereka menyasar dari teman-temannya hingga masyarakat umum. Hal ini terbukti dengan banyaknya jualan mereka di online shop dan toko sendiri yang kebanyakan ide dan pengelolaannya dilakukan oleh pelajar tersebut.

Dari hasil usaha sampingan yang dijalankan itu, mereka dapat belajar menabung dan dapat dipakai untuk membeli apa yang mereka butuhkan dan bahkan membiayayi sekolah mereka sendiri. Dari semangat kewirausahaan ini akan timbul sifat kemandirian, sementara orang tua mereka tentu akan merasa senang jika anaknya belajar mandiri. Meski demikian, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengarahkan dan memberi semangat kepada anaknya untuk menumbuhkan dan mengembangkan semangat berwirausahanya.

Berpikir Positif

Pelajar dalam berwirausaha tentu akan menghadapi tantangan. Kekhawatiran terhadap proses belajarnya di sekolah juga akan hadir. Ini karena pelajar yang berwirausaha di sekolah akan terbagi pikirannya ketika proses belajar mengajar berlangsung. Momen-momen tantangan seperti itulah yang akan dihadapi oleh pelajar wirausahawan. Akan tetapi, kita tidak perlu khawatir dengan keadaan tersebut. Selain karena optimisme atas cara untuk menyelesaikan dan mengatasi persoalannya itu oleh pelajar yang mempunyai mental berwirausaha, mental anak tersebut juga akan semakin terasah sampai mereka menemukan banyak solusi untuk memecahkan permasalahannya.

Pelajar yang senang berwirausaha sejak dini memang mempunyai mental sukses yang lebih kuat dalam menghadapi masalahnya, selain mereka mempunyai spirit kemandirian untuk menghasilkan uang dari keringatnya sendiri. Mereka akan terbiasa berpikir bahwa mendapatkan uang tidak semudah yang mereka pikirkan. Selain itu mereka akan berpikir perihal cara menabung dan saling berbagi kepada teman-temannya yang membutuhkan. Mental semangat kewirausahaan iniliah yang kita inginkan pada setiap pelajar masa kini tanpa membebani orang tuanya.

Ini sejalan dengan pandangan Thomas W Zimmerer bahwa kewirausahaan merupakan penerapan keinovasian dan kreativitas untuk pemecahan masalah dan memanfaatkan berbagai peluang usaha yang dihadapi orang lain setiap hari. Ini semakin kuat dengan pernyataan Wijandi yang mengatakan, kewirausahaan adalah suatu keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.

Peran dan Dukungan Berbagai Pihak

Demi mewujudkan peningkatan persentasi wirausaha di Indonesia secara signifikan, sangat perlu kerjasama dari berbgai pihak. Tentunya, hal ini telah dijamin di dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2008 pada BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1 yang salah satunya tertuang pada ayat 10-11 yang berbunyi;
Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan dan pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah. Dan pada ayat 11, “Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah”.

Amanat undang-undang tersebut telah memperjelas siapa yang terlibat berkewajiban mendukung dunia usaha, utamanya pelajar yang termasuk pada golongan usaha mikro. Dukungan pihak ini dapat disalurkan kepada pelajar secara kompetitif ataupun kepada pihak sekolah yang dapat mendukung kegiatan usaha pelajar tersebut. Sementara itu, dalam penumbuhkan semangat kewiraushaan pelajar sangat diperlukan peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan yang mempunyai kepentingan dalam memberikan pengembangan keterampilan. Pengembangan usaha jasa dan produk pelajar dapat diberikan dukungan berupa pembiayaan, pelatihan, kemitraan, serta membantu memasarkan produk dan jasa pelajar yang telah mengembangkan usahanya.

Pengusaha sebagai salah satu media inspiratif bagi pelajar untuk membagikan kiat sukses dan memberikan perhatian kepada pelajar dalam menumbuhkan semangat berwirausaha juga dibutuhkan. Selain itu, dengan memberikan akses dan fasilitas dalam pengembangan dan pemasaran produk para wirausahwan pelajar juga dapat belajar kiat berwirausaha yang sehat.
Setelah dukungan moril, sarana berwirausaha juga harus disediakan. Sekolahlah yang merupakan tempat sangat strategis bagi pelajar untuk menyalurkan semangat berwirausahanya ini. Sekolah dapat menjadi inkubator pendidikan wirausaha. Sekolah dapat menyediakan kantin kejujuran yang diisi oleh produk dan jasa para siswa. Kantin tersebut pastinya tidak terlepas dari pengawasan dan bimbingan pihak sekolah. Nilai postif lain dari kantin kejujuran ini adalah menumbuhkan sifat kejujuran siswa dan berkompetisi para siswa dengan sehat.

Karena itu, sekali lagi, peran-peran berbagai pihak utamanya lingkungan pelajar memberikan dampak yang besar dalam menumbuhkan etos semangat kewirausahaan. Masa depan Indonesia sungguh sangat ditentukan dari mentalitas wirausaha pelajar yang berkarakter. Dengan ini kita, berharap wirausaha muda dapat menjunjung nilai-nilai kejujuran, etika, dan tanggung jawab untuk membagun bangsa ini.

* Penulis adalah Ketua Kewirausahaan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

[metaslider id="39673"]