Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Prof Ambo Sarankan, Muktamar Ubah Majelis Wakaf Jadi Majelis Hibah

×

Prof Ambo Sarankan, Muktamar Ubah Majelis Wakaf Jadi Majelis Hibah

Share this article

KHITTAH.co, Makassar- Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (MWK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi dibuka di Aula FKIK Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Jumat, 22 Juli 2022.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menyarankan, dalam Muktamar 48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan berubah nama.

“Diubah namanya itu majelis wakaf. Pusat Manajemen Aset Muhammadiyah. Menjadi pusat informasi, manajemen aset Persyarikatan Muhammadiyah,” saran Prof Ambo.

Menurut Prof Ambo, ini berdasar dari arahan PP Muhammadiyah untuk mengutamakan hibah. Saat itu, seluruh Ketua PWM se-Indonesia hadir untuk membicarakan aset Muhammadiyah.

“Baru dua tahun kepemimpinan Pak Haedar, usai Muktamar, kita diundang ke perhelatan untuk membicarakan wakaf dan infaq, hibah. Maka yang diutamakan hibah,” ungkap dia.

Pasalnya, infaq dapat dimaksimalkan penggunaannya, sementara wakaf harus sesuai dengan akad dan syariatnya.

Ia menambahkan, pada zaman yang serba digital ini, inventarisasi aset Muhammadiyah harusnya tidak lagi bermasalah.

“Sekarang ini, kita tahu bahwa aset Muhammadiyah banyak, tapi mana suratnya? Disebut ada sertifikatnya, tapi mana sertifikatnya? Tidak ditemukan. Katanya, ada di pengurus lama, tapi yang lama sudah meninggal. Ini yang susah.”

Karena persoalannya terkait data dan administrasi aset yang ada, Prof Ambo melihat pentinganya ada pusat informasi aset.

“Aset kita itu, suratnya memang harus ada di pimpinan Persyarikatan, tidak goyang-goyang, tidak dipindahtangankan,” tegas Prof Ambo.

Prof Ambo juga taklupa menghaturkan terima kasih kepada pimpinan pusat dan majelis wakaf yang sudah memberi tugas kepada PWM Sulsel.

“Atas tugas dari PP itu, Ketua PWM Sulsel menugaskan Pak Rektor untuk melaksanakan. Baru dua pekan panitia ditetapkan. Panitia ini yang mendadak saya tetepkan, karena saya tahu mereka semua kuat, cara kerjanya juga bagus. Insyallah,” ujar dia.

Ia juga sempat menyinggung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, ketika pertama kali muncul di SIMAM ternyata di semua indikator, masih terbaca di posisi 0.

“Ya Allah, bikin malu-malu ini. Oleh sebab itu, saya meminta ke Pak Safrol, Rakornasnya biar dilakukan di sini, di Makassar ini,” tutur Prof Ambo.

Namun kini, SIMAM Sulsel telah mencapai data 39,37% . Diketahui, Prof Ambo memberikan target kepada seluruh pengelola amal usaha dan PDM se-Sulsel untuk menginventarisasi data aset di SIMAM.

(Adim/ Fikar)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply