Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Regenerasi “Eksekutornya” PUTM Unismuh Makassar

×

Regenerasi “Eksekutornya” PUTM Unismuh Makassar

Share this article
Para calon formatur IMTM Unismuh Makassar

KHITTAH.CO, Makassar- Ikatan Mahasiswa Tarjih Muhammadiyah (IMTM) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar musyawarah besar (mubes) di Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) Unismuh Makassar, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Ketua Umum IMTM, Risman, menjelaskan, IMTM merupakan organisasi internal yang menghimpun para mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Unismuh Makassar.

“IMTM ini dahulunya bernama BEM PUTM, namun karena menurut pembina kami, ini tidak memenuhi syarat jika berstatus BEM, maka diganti menjadi IMTM sejak 2014. Ini namanya sama dengan yang di PUTM Yogyakarta,” jelas Risman.

Risman menambahkan, IMTM memiliki cirikhas pembeda dari organisasi lainnya. Hal ini karena IMTM berfungsi sebagai wadah peningkatan kemampuan ilmu alat dan bahasa mahasiwa PUTM.

“IMTM ini merupakan perpanjangan tangan direktur dan pembina kami. Jadi, tugas kami adalah memastikan semua program peningkatan kualitas para mahasiswa PUTM dieksekusi oleh kami. Makanya kami juga menyebut diri kami sebagai Eksekutornya PUTM,” ujar Mantan Sekretaris Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bantaeng ini.

IMTM berkewajiban menggelar kajian-kajian peningkatan kemampuan Ke-Tarjihan, kemampuan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan kajian umum lainnya.

Meski demikian, Risman mengungkapkan, organisasi yang ia pimpin ini, juga mengagendakan sejumlah program kerja yang bisa dikatakan besar.

“Sebenarnya, sebelum kepengurusan kami berakhir, kami harus menggelar dialog kebangsaan. Namun, karena kebijakan baru direktur, mahasiswa semester 7 harus bertugas di luar, jadi kami tidak sempat laksanakan, karena sudah harus mubes,” ungkap Risman.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sempat menggelar bakti sosial di Pondok Pesantren Darul Falah Bissoloro.

Karena itu, dirinya berharap, Pengurus IMTM selanjutnya dapat  menggelar dialog kebangsaan ini.

“Selain itu, harapannya, ke depan, pesantren-pesantren atau sekolah Muhammadiyah yang terdekat ini juga dapat dijadikan sebagai sasaran baksos oleh pengurus IMTM selanjutnya.”

Masa kepemimpinan Risman, pengurusnya sukses menggelar daurah faraid , yakni terkait hukum waris.

“Kami juga rutin menggelar daurah  matan al-lughawiyyah, matn al jurrumiyyah yang memang dipandu oleh ahlinya, Ustaz Rizal Manannu, Pengurus Majelis Tarjih PWM Sulsel,” ujar Risman.  

Tidak berhenti di kajian, para alumni daurah tersebut langsung dikirim ke daerah selama sebulan sebagai tindak lanjut daurah tersebut.

“Masing-masing alumni daurah ditugaskan ke daerah untuk menggelar pelatihan bahasa Arab di tempat mereka ditugaskan. Mereka adalah mahasiswa semester 1,3, 5, dan 7 yang berjumlah 50 orang,” kata Risman.

Ketika ditanyai perihal Musyawarah Besar IMTM, Risman mengungkapkan forum tertinggi organisasinya ini dihelat setiap akhir masa periode, yakni setahun sekali.

Mubes ini juga mengevaluasi satu periode kepengurusan yang akan berakhir, dan merancang arah organisasi untuk periode selanjutnya. Mubes juga akan memilih ketua umum baru.

Untuk pemilihan, IMTM juga menggunakan sistem pemilihan formatur. Saat ini telah terdaftar 14 calon formatur. Dari 14 calon tersebut, akan dipilih menjadi 9 orang. Merekalah yang akan bermusyawarah untuk memilih 1 orang ketua umum.

Para calon formatur merupakan mahasiswa semester 5. Risman berharap, para formatur yang terpilih ini menjadi pemimpin yang amanah dan istikamah dalam upaya memajukan PUTM dan IMTM.

Ia juga berharap, kepengurusan baru dapat melanjutkan hal-hal yang dianggap baik dari kepengurusan sebelumnya, bahkan melakukan hal yang lebih, dan meninggalkan hal yang dianggap tidak maksimal.

“Sebagaimana organisasi lainnya, memang ada yang tidak maksimal, semoga bisa diperbaiki oleh kepengurusan selanjutnya. Semoga juga pengurus periode selanjutnya dapat menetapkan prinsip yang baik,yang juga jadi jargon kepengurusannya, seperti di periode kami, yaitu kolektif kolegial,” tutup dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply