Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Tarjih

Sujud Sahwi Menurut Tarjih, Sudahkah Anda Tahu?

×

Sujud Sahwi Menurut Tarjih, Sudahkah Anda Tahu?

Share this article

KHITTAH.co- Semoga kita selalu bisa menggapi khusyu’ dalam salat kita. Namun, tidak dapat dimungkiri, seringkali kita terganggu, hilang fokus, sehingga tidak khusyu dalam salat.

Karena tidak khusyu, kita sering lupa dan ragu terkait jumlah rakaat yang dikerjakan. Nah, jika lupa atau ragu dalam salat, Nabi Saw menganjurkan agar melakukan sujud sahwi.

Bila seseorang salat, setelah dua rakaat ia berdiri, kalau berdirinya belum sempurna hendaklah ia duduk (untuk tasyahud), tetapi bila sudah berdiri sempurna, janganlah duduk (untuk tasyahud), kemudian sujud sahwi dua kali (sebelum salam)” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi Saw salat lima rakaat, kemudian ditanya, “apakah salatnya ditambah?” Nabi bersabda: “apa yang terjadi?” Para sahabat menjawab: “Engkau telah salat lima rakaat,” kemudian Nabi sujud dua kali setelah salam (HR. Al Jamaah).

Dalam Fatwa Tarjih yang terdapat di buku Tanya Jawab Agama jilid V disebutkan bahwa sujud sahwi dilakukan apabila:

1) ragu-ragu, baik mengenai jumlah rakaat maupun kaifiyat yang lain (ruku, sujud, tasyahud);

2) lupa, kelebihan rakaat, belum mengerjakan kaifiyat salat dan kekurangan rakaat. Dalam hal ini, kekurangannya harus ditambah.

Lantas, bagaimana rukun pelaksanaan sujud sahwi?

  1. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam bila penyebabnya diketahui sebelum salam dan dikerjakan sesudah salam bila penyebabnya diketahui sesudah salam;
  2. Bila ragu-ragu mengenai jumlah rakaat atau sujud, maka ambilah bilangan yang kecil, karena ini yang lebih meyakinkan. Misalnya, bila ragu sudah dua rakaat atau baru satu rakaat, maka yang diyakini satu rakaat. Sudah dua kali sujud atau satu kali sujud, maka tetapkanlah, baru satu kali sujud;
  3. Bila lupa kelebihan rakaat atau kaifiyat yang lain, maka pelaksanaan sujudnya seperti diterangkan dalam poin 1;
  4. Bila lupa kekurangan rakaat, maka kekurangannya harus ditambah. Pelaksanaan sujud sahwinya juga seperti dalam poin 1. Penambahan kekurangan rakaat ini berdasar hadis Zul Yadaini Riwayat al Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah;
  5. Bila semestinya duduk tasyahud awal/akhir tetapi terlanjur berdiri, kalau berdirinya belum sempurna maka Kembali duduk untuk tasyahud dan tidak perlu sujud sahwi. Akan tetapi bila berdirinya sudah sempurna, maka terus saja berdiri menyempurnakan salatnya dan melakukan sujud sahwi sebelum salam. Berdasarkan hadis Zul Yadain pula bahwa makmum jangan memisahkan diri dari imam, sekalipun mengetahui bahwa imam ragu-ragu atau lupa dan tetap mengikuti imam dalam hal sujud sahwi.
  6. Bacaan sujud sahwi sama seperti sujud biasa dalam salat.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply