KHITTAH.CO, Kulonprogo- Di sela-sela silaturahim yang dihadiri lebih 25 ribu warga Muhammadiyah Kulonprogo, dilakukan pencanangan penanaman 1 juta pohon Aren, di Stadion Cangkring Wates Kulonprogo, Ahad, 23 Oktober 2022.
Program ini merupakan kerjasama Asosiasi Aren Nusantara (AREN) dengan berbagai macam organisasi/lembaga/instansi.
Koordinator AREN, Adib Nurhadi menyatakan, penanaman bibit pohon ini sebagai bentuk dukungan terhadap agenda Green Muktamar.
Sementara itu, Anggota Asosiasi AREN, Warsito menyebut pohon Aren dapat mencegah terjadinya erosi tanah.
Daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup lapisan ijuk, sangat efektif menahan turunnya air hujan yang langsung kepermukaan tanah.
“Pohon Aren dapat tumbuh baik pada tebing-tebing daerah aliran sungai (DAS) sehingga pohon aren berfungsi sebagai pohon pencegah longsor,” kata petani transmigran sukses di Riau asal Yogyakarta ini.
Aksi nyata lainnya juga dilakukan Lazismu Banten dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten.
Belakangan ini, Muhammadiyah juga getol mengampanyekan Green Muktamar. Hal ini didorong oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.
Ia juga mengajak seluruh partisipan Muktamar untuk membawa tambler atau botol minum sendiri. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Panitia Muktamar 48 yang dihelat September 2022 ini.
“Akan lebih bagus kalau misalnya pakai tumbler minuman masing-masing peserta, tidak ada air terbuang dan juga mengurangi sampah plastik. Itu yang bisa kita harapkan terjadi pada acara-acara di luar muktamar,” kata Mu’ti.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup, Gatot Supangkat memprediksi Muktamar nantinya, akan memproduksi 360 ton sampah per hari.
Jumlah ini dia perkirakan berdasarkan angka timbulan sampah nasional yang berjumlah 0,3 kg sampah bagi setiap orang per hari.
“Ini ditambah jumlah peserta di lokasi Muktamar yang diperkirakan sebanyak 1,2 juta orang per hari,” kata Gatot dalam Forum Gerakan Subuh Muhammadiyah, Jumat, 21 Oktober 2022.
Di sisi lain, Gatot melihat Muktamar memiliki potensi untuk mensyiarkan Green Muktamar atau Muktamar yang ramah lingkungan.
Ini juga karena spirit ramah lingkungan termaktub dalam tema Muktamar “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.
“Dengan tema mencerahkan semesta, ini artinya universal enlightmennya sudah terkandung di dalamnya. Secara lingkungan, mencerahkan semesta itu kita bicaranya secara total bahwa Muhammadiyah di dalamnya juga ada bicara lingkungan,” jelas Gatot.
Kata Gatot, Green Muktamar memang merupakan usaha Muhammadiyah menyejukkan bumi. Ini juga sudah ada pada poin 9 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang berbunyi, “Kehidupan dalam melestarikan lingkungan.
Tidak hanya itu, Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memang akan mendorong regulasi dampak perubahan iklim.
Hal ini disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq Mughni. Kata dia, Persyarikatan tidak bersifat responsif, namun antisipatif dengan berbagai usaha mitigasi untuk menyelamatkan kehidupan manusia banyak.
“Hewan dan tumbuh-tumbuhan akan punah karena atmosfer dan bumi kita yang terus memanas dan akan sampai pada satu derajat cuaca yang tidak memungkinkan kita ini untuk hidup,” ujar dia.
Karena itulah, Muhammadiyah mengajak seluruh elemen masyarakat internasional untuk berjuang mengurangi eskalasi dari perubahan iklim.
“Kita harus berbuat sesuatu untuk antisiapsi ketika perubahan iklim itu secara pelan semakin nyata,” tutup Syafiq.